Pemilu 2014
Tak Punya Ideologi, Caleg Hanya Pikirkan Cara Balik Modal
Maraknya praktik politik kotor mengundang keprihatinan dari pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego.
Penulis:
Danang Setiaji Prabowo
Editor:
Gusti Sawabi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memasuki masa minggu tenang pemilu legislatif (pileg) 2014, kekhawatiran akan banyaknya serangan fajar dan politik uang yang akan menjadi senjata terakhir para oknum caleg dan partai sudah diperkirakan beberapa kalangan.
Maraknya praktik politik kotor seperti ini mengundang keprihatinan dari pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego. Menurutnya, sekarang ini mayoritas para caleg dan partai masih menggunakan cara instan dan hanya orientasi pada mengejar target perolehan suara.
“Parpol hanya mengejar suara agar bisa lolos. Ideologinya pun sangat tidak jelas. Cara instan itu yang membuat ongkos politik membengkak karena setiap caleg saling berebut suara hanya dalam waktu satu bulan,” ucap Indria, Selasa (8/4/2014).
Indria mengatakan karena mahalnya ongkos politik akhirnya banyak caleg yang berpikir ingin balik modal.
“Tingginya ongkos politik itu membuat caleg yang terpilih berupaya mengembalikan modal dan tidak lagi memperjuangkan kepentingan konstituen. Jadinya ongkosnya mahal dan mikir balik modal. Itu yang mendorong anggota DPR kembali bertarung. Dari 560 anggota DPR, sebanyak 520 anggota balik lagi,” bebernya.
"Tinggal hitungan beberapa hari lagi dan kita juga sudah masuk minggu tenang. Saran saya untuk pemilih, agar lebih memperhatikan rekam jejak para calon wakilnya, karena hanya itu satu-satunya mengenal yang terpilih," tambahnya.