Minggu, 24 Agustus 2025

Pemilu 2014

Demokrat Sebut-sebut Nama Sultan Hamengku Buwono X

Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin mengatakan, partainya akan tetap menggelontorkan wacana poros baru dengan mengusung Sultan HBX

Editor: Gusti Sawabi
Tribun Jogja/Hendra Krisdianto
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) bersama Wapres Boediono (kiri) dengan didampingi Sri Sultan Hamengku Buwono X saat menghadiri acara prosesi adat Royal Wedding antara GKR Hayu dan KPH Notonegoro di Bangsal Kencana, Keraton Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Selasa (22/10/2013). Prosesi Royal Wedding Keraton Yogyakarta pernikahan putri keempat Sultan Hamengku Buwono X tersebut berlangsung 21-23 Oktober 2013. Tribun Jogja/Hendra Krisdianto 

Tribunnews.com, Jakarta – Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin mengatakan, partainya akan tetap menggelontorkan wacana poros baru dengan mengusung Gubernur DI Yogyakarta yang juga salah satu tokoh Partai Golkar, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Bila tak ada partai yang menyambut wacana itu, Demokrat memilih netral dalam Pemilu Presiden 2014 alias tak bergabung dengan poros koalisi mana pun.

“Kami juga akan melihat, akankah ada partai politik lain yang tertarik dengan Sri Sultan? Kalau tidak ada, Demokrat harus realistis, seperti yang diisyaratkan selama ini oleh Ketua Umum (Ketua Umum DPP Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono) kami, yaitu menjadi netral saja,” ujar Amir saat dihubungi Kompas.com, Rabu (14/5/2014) pagi.

Ia mengatakan, Demokrat tak akan bersikap pro aktif dengan mendekati partai-partai yang hingga saat ini belum memutuskan sikap terkait koalisi. Demokrat, lanjut Amit, hanya akan melempar wacana untuk melihat respons partai lain. Jika mendapat sambutan, Demokrat akan memasangkan Sri Sultan dengan salah satu peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat.

Sebelumnya, Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan, Pramono Edhie Wibowo, mantan Kepala Staf Angkatan Darat yang juga adik ipar Presiden SBY memiliki peluang berduet dengan Sultan. Komposisi duet sipil militer dianggap akan menjadi kekuatan duet pasangan itu.

Menurut Amir, apa yang dilakukan Demokrat merupakan upaya untuk memberikan alternatif kepada pemilih selain dua nama kandidat yaitu Prabowo Subianto dan Joko Widodo.

“Kami harapkan agar ada poros baru sehingga bisa memberikan pilihan alternatif yang leblih demokratis kepada masyarakat, jadi masyarakat tidak terkotak pada dua pilihan itu saja. Pemilu juag bisa berlangsung lebih lama, meski akan mahal, tapi tetap mengakomodir pilihan yang berkembang di masyarakat,” ujar Menteri Hukum dan HAM itu.

Nama Gubernur sekaligus Raja Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat itu masuk dalam pertimbangan Partai Demokrat setelah melihat hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Berdasarkan survei itu, sebut Amir, tingkat elektabilitas Jokowi sebesar 25-26 persen, sementara elektabilitas Prabowo Subianto sebesar 17-18 persen.

“Nah, kemudian di posisi ketiga adalah Sri Sultan Hamengku Buwono X yang coba dipasangkan dengan salah satu peserta konvensi, hasilnya ternyata 15 persen. Tidak jauh berbeda. Apalagi masih ada massa mengambang 41 persen,” katanya.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan