Program Home Stay
SMA Tarakanita 1 Pulo Raya Jakarta Raih Program Home Stay Belajar 10 Hari ke Harima Jepang
Yayasan Tarakanita Indonesia dan Yayasan Suruga Jepang meningkatkan kualitas pendidikan di kedua Negara Asia
Penulis:
FX Ismanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fx Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - “Akan datang juga kiranya keadaan baru dalam dunia Bumiputra, kalau bukan karena kami, tentu oleh karena orang lain, kemerdekaan perempuan telah terbayang-bayang di udara – sudah ditakdirkan.”
Cuplikan surat Kartini kepada sahabat penanya di negeri Belanda Stella Zeehandelaar, 9 Januari 1901, dengan semangat yang menggebu-gebu dalam diri Kartini bagi kemajuan kaumnya.
Saat Kartini lahir di tahun 1879, dilahirkan menjadi perempuan sungguh bukanlah sesuatu yang menggembirakan. Di masa itu, usia 12 tahun hingga 17 tahun merupakan masa penyiksaan yakni masa pingitan, yang tidak memperbolehkan kaum perempuan untuk keluar rumah.

Bisa dibayangkan 5 tahun berada di dalam rumah tanpa bisa melihat dunia luar, menjadi sesuatu yang bisa jadi menjemukan meski banyak pekerjaan yang harus dikerjakan oleh para gadis di usia itu.
Beruntunglah Indonesia memiliki pahlawan-pahlawan perempuan di bidang pendidikan seperti Kartini dan Dewi Sartika. Seperti halnya Kartini, Dewi Sartika lahir tahun 1884 di Bandung dan pada tahun 1904 mendirikan Sakola Isteri (sekolah bagi para perempuan).
Dengan hadirnya dua pahlawan perempuan itu, para remaja perempuan Indonesia saat ini tidak perlu bersusah payah atau ketakutan bila ingin mengecap pendidikan baik itu pendidikan di dalam negeri maupun luar negeri.

Suster Kepala Sekolah SMA Tarakanita 1 Pulo Raya, Sr. Pauletta, CB, M.Pd. menyampaikan cuplikan pronolog pahlawan perempuan pendidikan.
Kerja sama pendidikan di dunia internasional semakin berkembang mengingat perubahan dunia yang sangat dinamis.
"Demikian yang dilakukan oleh Yayasan Tarakanita Indonesia dan Yayasan Suruga Jepang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di kedua Negara Asia itu, " kata Suster Kepala Sekolah SMA Tarakanita 1 Pulo Raya, Sr. Pauletta, CB, M.Pd, saat ditemui, Minggu (2/4/2017) lalu di Jakarta.

"Dan masih kata Suster, SMA Tarakanita 1 Pulo Raya memberi kesempatan bagi 10 pelajar putri terbaik untuk dapat meraih Program Home Stay yang diadakan oleh Yayasan Suruga Jepang, mengikuti pendidikan di Sekolah Harima Hyogo, Jepang selama 10 hari, " jelas Suster.
Suster juga menjelaskan, ini merupakan program unggulan dari pihak SMA Tarakanita 1 Pulo Raya secara khusus dan Yayasan Tarakanita Indonesia secara umumnya.
Selain sebagai program unggulan dan peningkatan kualitas pendidikan, pihak Yayasan Tarakanita juga berharap bahwa dengan Program Home Stay ini para pelajar putri yang dikirim ke Jepang mampu memberi dampak positif dalam perkembangan proses belajar mengajar di SMA Tarakanita 1 Pulo Raya khususnya, " kata Suster yang akan ikut mendampingi ke Jepang.

"Proses belajar yang mereka peroleh selama 10 hari di Harima Hyogo, Jepang diharapkan juga mampu mengembangkan minat dan potensi bagi rekan-rekan di SMA Tarakanita 1 Pulo Raya melalui proses transfer ilmu pengetahuan sepulangnya mereka dari Jepang, " terang Suster yang didampingi ke-10 pelajar terbaik.
Ke-10 pelajar putri yang berhasil meraih program Home Stay di Harima Jepang ini melalui tahap yang cukup sengit.