Senin, 13 Oktober 2025

Proses Terjadinya Angin dan Jenis-jenis Angin

Simak penjelasan proses angin terbentuk dan penjelasan jenis-jenis angin, berikut ini.

Penulis: Triyo Handoko
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Berikut ini penjelasan proses angin terbentuk dan jenis-jenis angin. 

TRIBUNNEWS.COM - Simak bagaimana proses angin terbentuk dan penjelasan jenis-jenis angin, berikut ini.

Angin terjadi pertama kali karena penyinaran atau radiasi matahari yang diterima oleh permukaan bumi berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya.

Proses terjadinya angin selanjutnya adalah akibat perbedaan suhu udara, di mana daerah yang menerima lebih banyak penyinaran matahari akan memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya.

Pada daerah bersuhu lebih tinggi, udara bergerak mengembang atau memuai sehingga tekanan udaranya rendah.

Baca juga: 8 Planet dalam Tata Surya! Simak Penjelasan, Ciri Ciri dan Karakteristiknya

Baca juga: Jenis-jenis Planet Luar dan Dalam di Tata Surya, Lengkap dengan Ciri-ciri dan Karakteristiknya

Sedangkan, pada daerah yang suhu udaranya lebih rendah, tekanan udaranya lebih tinggi.

Perbedaan tekanan udara ini akan mengakibatkan terjadinya gerakan udara dari daerah yang tekanan udaranya lebih tinggi ke daerah yang tekanan udaranya lebih rendah atau disebut gerak angin.

Penjelasan proses terjadinya angin di atas untuk jenis angin yang umum terjadi, sedangkan angin sendiri memiliki banyak jenis yang proses terjadinya berbeda-beda.

Berikut ini penjelasan jenis-jenis angin dan karakteristik dalam proses terjadinya, dikutip dari buku SMP kelas VII berjudul Wawasan Sosial:

Baca juga: Berbagai Macam Rumah Adat di Indonesia dari Pulau Jawa hingga Papua

Baca juga: Kerajaan Sriwijaya: Perkembangan Politik dan Pemerintahan, Serta Beberapa Faktor Kemundurannya

1. Angin Fohn

BNPB Indonesia 080898787
Ilustrasi proses trjadinya angin fohn. (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)

Angin fohn adalah angin jatuh yang panas dan kering.

Maksud angin jatuh adalah angin yang menuruni lereng gunung setelah sebelumnya bergerak naik ke puncak gunung.

Pada saat angin naik ke puncak gunung, angin tersebut mengalami penurunan suhu dan terjadi pengembunan sehingga menjadikan turun hujan.

Pada saat melewati puncak gunung, angin tersebut telah kering dan turun melewati puncak.

Namun, suhu angin tersebut naik ketika bergerak turun menuju lembah.

Bahkan, ketika sampai lembah, angin tersebut suhunya lebih tinggi dari suhu udara di lembah, sehingga orang yang tinggal di lembah akan merasakan adanya aliran angin yang panas dan kering.

Angin ini pada awalnya dikenal di Jerman dan Austria, tepatnya di lereng utara pegunungan Alpen.

Namun, ternyata angin tersebut juga ada di tempat lain seperti di Amerika Serikat dan Kanada dengan nama angin Chinook.

Di Indonesia, angin fohn dikenal dengan sejumlah nama yang sebenarnya merupakan angin fohn.

Angin tersebut dinamai berbeda-beda, seperti angin Bohorok di Sumatera Utara, angin Kumbang di Cirebon, dan angin Gending di Probolinggo.

2. Angin Darat dan Angin Laut

Kapal Induk 0787867
Ilustrasi proses trjadinya angin darat dan angin laut. (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)

Angin darat adalah angin yang bergerak dari arah darat ke laut, sedangkan angin laut adalah angin yang bergerak dari laut ke darat.

Terjadinya angin darat dan laut karena adanya perbedaan sifat fisik darat dengan laut, yaitu panas yang diterima dari radiasi matahari.

Daratan memiliki sifat lebih cepat panas dibandingkan dengan lautan.

Akibatnya pada siang hari, tekanan udara di daratan lebih rendah daripada di lautan.

Sehingga angin bergerak dari laut ke darat dan terbentuklah angin laut.

Sebaliknya pada malam hari, daratan lebih cepat dingin dibanding lautan sehingga tekanan udara di daratan lebih tinggi.

Sehingga bergeraklah udara dari daratan ke laut dan terbentuklah angin darat.

3. Angin Gunung dan Angin Lembah

Kapal Induk 09808908
Ilustrasi proses trjadinya angin lembah dan angin gunung. (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)

Pada siang hari, bagian lereng gunung akan lebih banyak dipanasi sinar matahari dibandingkan bagian lembahnya.

Akibatnya, terjadi perbedaan tekanan udara antara lereng gunung dan lembah.

Lereng gunung tekanan udaranya lebih rendah dibandingkan lembah, sehingga angin bergerak dari lembah menuju lereng gunung.

Angin tersebut dikenal dengan nama angin lembah, sebaliknya pada malam hari lereng gunung suhunya lebih rendah dibandingkan dengan lembah.

Akibatnya tekanan udara di lereng gunung lebih tinggi dibandingkan dengan di bagian lembahnya, sehingga terjadilah angin gunung yang bergerak dari lereng gunung menuju lembah.

Seperti halnya angin fohn, angin gunung dan angin lembah terjadi pada gunung atau pegunungan yang tinggi.

(Tribunnews.com/Triyo)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved