Mengenal Apa Itu Kudeta serta Perbedaannya dengan Revolusi, Lengkap dengan Contohnya
Berikut ini penjelasan tentang apa itu kudeta serta perbedaannya dengan revolusi
Penulis:
Muhammad Renald Shiftanto
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Kudeta menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti perebutan kekuasaan atau pemerintahan dengan paksa.
Menurut Encyclopedia Britannica, kudeta berarti penggulingan pemerintahan secara tiba-tiba dengan kekerasan oleh sekelompok kecil.
Kata kudeta sendiri berasal dari bahasa Prancis, Coup d'etat.
Secara harafiah, kata tersebut berarti pukulan terhadap suatu negara.
Sedangkan menurut Kamus Besar Cambridge, kudeta diartikan sebagai kekalahan mendadak pemerintah melalui kekuatan ilegal oleh kelompok kecil, dan sering kali kelompok militer.
Jika diambil garis besar, kudeta bisa diartikan sebagai perebutan kekuasaan atau penggulingan pemerintah oleh sekelompok orang.
Baca juga: Rumor Xi Jinping Dikudeta, Tak Terlihat Sejak Pulang dari Uzbekistan hingga Ramai di Twitter
Terdengar mirip seperti revolusi, namun ada perbedaan antara keduanya.
Lalu, apa perbedaan dengan revolusi?
Mengutip Kompas.com, revolusi biasanya membutuhkan banyak orang untuk mengambil alih atau penggulingkan kekuasaan atau pemerintahan.
Revolusi bisa tercapai oleh jumlah besar orang untuk membuat perubahan sosial, ekonomi, dan politik.
Sedangkan kudeta bisa dilakukan oleh segelintir orang.
Satu orang pun dapat memulai kudeta.
Kudeta juga jarang mengubah kebijakan sosial dan ekonomi fundamental suatu negara.
Contoh Kudeta dan Revolusi
2021 lalu terjadi kudeta yang dilakukan militer Myanmar.
Kudeta tersebut dipicu oleh pemilu pada akhir tahun 2020.
Pemilu Myanmar tahun 2020 dimenangkan oleh Partai Liga Nasional Demokrasi (NLD).
Meski begitu, hasil dari perolehan suara tersebut dianggap tidak sah oleh pihak militer.
Pihak militer Myanmar menemukan adanya penipuan sebanyak 10 juta pemilih.

Sedangkan salah satu contoh revolusi yang terkenal adalah Revolusi Perancis.
Revolusi Perancis berlangsung selama 10 tahun, yakni 1789-1799.
Menjadi salah satu revolusi terbesar di dunia, Revolusi Perancis mampu mengubah tatanan hidup masyarakat, terlebih masyarakat Perancis.
Mengutip Kompas, bahwa dampak dari Revolusi Perancis ini menimbulkan perubahan pada perkembangan modern.
Dampak positif dari Revolusi Perancis juga sampai ke Indonesia hingga menelurkan beberapa paham.
Di antaranya adalah paham nasionalisme, paham demokrasi, dan persatuan rakyat.
Revolusi Perancis ini melibatkan oleh persatuan rakyat-rakyatnya.
Secara tak langsung, persatuan yang dilakukan rakyat Perancis memberikan inspirasi bagi Indonesia untuk memupuk sikap persatuan dan perjuangan untuk merebut kemerdekaan.
(Tribunnews.com, Renald)(Kompas.com, Verelladevanka Adryamarthanino/ Arum Sutrisni Putri)(Kontan.co.id, Virdita Ratriani)