Kunci Jawaban IPS Kelas 7 Halaman 164 Kurikulum Merdeka: Dampak Monopoli Belanda di Maluku

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini kunci jawaban Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 7 halaman 164 Kurikulum Merdeka.

Kunci jawaban mata pelajaran IPS kelas 7 SMP dalam artikel ini hanya sebagai referensi atau panduan siswa dalam belajar.

Sebelum melihat kunci jawaban IPS kelas 7 halaman 154 Kurikulum Merdeka, siswa dapat terlebih dahulu mengerjakan soalnya sendiri.

Di halaman 164 Bab 3 tentang potensi ekonomi lingkungan pada bagian Lembar Aktivitas 8, membahas soal dampak monopoli Belanda di Maluku.

Baca juga: Kunci Jawaban IPS Kelas 7 Halaman 161 Kurikulum Merdeka: Alasan Benteng Fort Rotterdam Dekat Pantai

Lembar Aktivitas 14

Soal

Bagaimana dampak dari monopoli yang dilakukan oleh Belanda di Maluku?

Jawaban

Monopoli yang dilakukan oleh Belanda di Maluku memiliki dampak terhadap masyarakat di sana.

Dampak dari monopoli tersebut ialah merugikan masyarakat sehingga membuat masyarakat menderita.

Seperti diketahui, pada periode kekuasaan dan monopoli VOC di Indonesia, masyarakat Indonesia merasakan dampak yang positif, seperti ditempatkannya hasil bumi Indonesia, utamanya rempah-rempah sebagai komoditi yang laris di pasar Eropa.

Hal ini membuat hasil bumi tersebut semakin mudah untuk diperdagangkan. Namun, di sisi lain ada pula dampak negatif yang ditimbulkan, seperti adanya penindasan dalam bidang perdagangan.

Hal tersebut terlihat melalui hak monopoli VOC, perdagangan di Nusantara tidak diberikan kebebasan karena pihak VOC mengantisipasinya lewat Pelayaran Hongi.

Selain itu, perekonomian rakyat dipandang merugikan VOC sehingga tidak dibiarkan berkembang dan langsung diatasi dengan Ekstirpasi, yakni penebangan tanaman milik rakyat untuk mempertahankan agar harga rempah-rempah tidak merosot bila hasil panen berlebihan.

*) Disclaimer:

 Jawaban di atas hanya digunakan untuk memandu proses belajar.

Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.

(Tribunnews.com/Pondra Puger)