Jumat, 8 Agustus 2025
Tujuan Terkait

Hari Pendidikan Nasional 2025: Mendiktisaintek Tekankan Pendidikan Tinggi Berdampak untuk Masyarakat

Mendiktisaintek Brian Yuliarto menegaskan pentingnya pendidikan tinggi yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Glery Lazuardi
Fahdi Fahlevi
HARI PENDIDIKAN NASIONAL - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto pada peringatan Hari Pendidikan Nasional 2025 di Kantor Kemendiktisaintek, Senayan, Jakarta, Jumat (2/5/2025). (FAHDI FAHLEVI) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada peringatan Hari Pendidikan Nasional 2025, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto menegaskan pentingnya pendidikan tinggi yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat. 

Dalam sambutannya, Brian meluncurkan program "Diktisaintek Berdampak" sebagai komitmen untuk menjadikan pendidikan tinggi, sains, dan teknologi berkontribusi langsung pada kemajuan bangsa.

Hal tersebut diungkapkan oleh Brian dalam sambutannya pada peringatan Hari Pendidikan Nasional 2025 di Kantor Kemendiktisaintek, Senayan, Jakarta, Jumat (2/5/2025).

Dalam momentum Hari Pendidikan Nasional, Brian meluncurkan program "Diktisaintek Berdampak".

Baca juga: Maknai Hardiknas, Bank Mandiri Hadirkan Inisiatif Pendidikan Inklusif dan Berkelanjutan

"Ini adalah komitmen kita semua untuk memastikan bahwa pendidikan tinggi, sains dan teknologi bukan hanya berkembang, tetapi betul-betul menghadirkan dampak nyata bagi masyarakat dan bangsa," ujar Brian.

Dalam Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran, Brian mengatakan pendidikan tinggi berperan mewujudkan ketahanan nasional, penguatan SDM, hilirisasi industri, kesehatan, hingga kesetaraan gender dan ekonomi kreatif.

Pendidikan tinggi, kata Brian, berperan dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

"Ini sesungguhnya adalah amanah dan kepercayaan bagi kita semua. Pendidikan tinggi, sains, dan teknologi memegang peran kunci menuju Indonesia Emas 2045," katanya.

Meski begitu, Brian mengakui berbagai tantangan yang masih dihadapi sektor pendidikan tinggi.

Tantangan ini mulai dari stigma negatif terhadap kuliah, kesenjangan akses dan kualitas antar daerah, hingga faktor ekonomi yang masih menjadi penghambat utama bagi banyak anak bangsa.

"Program seperti KIP-K memang sudah banyak membantu, tetapi kita tidak bisa berhenti di sana. Kita perlu sistem pendidikan tinggi yang berkeadilan, relevan, dan berdampak," jelasnya.

Brian juga mendorong perguruan tinggi untuk bergerak menuju universitas generasi keempat, yang tidak hanya fokus pada pengajaran dan riset.

Selain itu, juga perguruan tinggi juga diminta mampu membangun ekosistem pembelajaran yang lincah dan terhubung dengan dunia usaha serta masyarakat.

"Universitas kini harus berbasis output, bukan hanya proses. Paradigma transformasional ini harus jadi fondasi pendidikan tinggi kita," pungkas Brian.

Dalam acara peringatan Hari Pendidikan Nasional itu, hadir pula Wamendiktisaintek Stella Christie, perwakilan perguruan tinggi dan mahasiswa.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan