Kurikulum Merdeka
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 Halaman 6, Objek yang Dideskripsikan Rafa
Simaklah berikut ini kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 7 halaman 6 Kurikulum Merdeka. Di sini, siswa diminta untuk menjawab enam pertanyaan.
Penulis:
Whiesa Daniswara
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Pada buku Bahasa Indonesia kelas 7 halaman 6 Kurikulum Merdeka mengajak siswa untuk memahami mengenai isi teks deskripsi.
Teks deskripsi adalah jenis teks yang menggambarkan atau melukiskan suatu objek, tempat, atau peristiwa secara jelas dan terperinci.
Seolah-olah pembaca dapat melihat, mendengar, merasakan, atau bahkan mencium apa yang sedang dideskripsikan.
Tujuannya adalah untuk membuat pembaca memiliki gambaran yang konkret dan hidup tentang hal yang dideskripsikan, tanpa harus mengalaminya secara langsung.
Maka dari itu, melalui buku Bahasa Indonesia kelas 7 Kurikulum Merdeka ini, siswa dapat memahami betul apa itu teks deskripsi.
Buku Bahasa Indonesia Kelas 7 Kurikulum Merdeka Edisi Revisi merupakan karangan Eugenia Rakhma Subarna, Sofie Dewayani, dan Cicilia Erni Setyowati yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada tahun 2023.
Kunci jawaban ini dapat dijadikan sebagai referensi siswa dalam mengerjakan tugas Kegiatan 1: Mengakses Informasi dan Mengambil Simpulan dari Teks Deskripsi.
Berikut kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 7 halaman 6 Kurikulum Merdeka:
Kegiatan 1:
Mengakses Informasi dan Mengambil Simpulan dari Teks Deskripsi
Membaca
Baca juga: Kunci Jawaban IPA Kelas 7 Halaman 6, 7 Kurikulum Merdeka: Mari Uji Kemampuan Kalian
Rafa menghabiskan akhir pekan bersama keluarganya. Kali ini mereka berwisata ke sebuah puncak yang sedang populer di Aceh, yaitu Pantan Terong. Rafa tak menyesal mengusulkan destinasi wisata ini kepada keluarganya. Ia sering membacanya di internet. Kali ini ia dapat menyaksikan keindahan tempat ini dengan matanya sendiri. Setiba di rumah, ia pun segera menuliskan pengalamannya ini di blognya.
Kami berangkat dari Banda Aceh pukul 01.00 siang. Pukul 08.00 malam kami tiba di rumah Paman di Kota Takengon. Setelah makan malam, Paman menyuruh kami bergegas tidur. Kami akan pergi segera setelah salat subuh. Siapa tahu kami bisa menyaksikan matahari terbit di Pantan Terong!
Kota Takengon masih gelap dan sepi saat kami berangkat pagi itu. Hanya dalam waktu 15 menit, kami sudah tiba di jalan mendaki ke arah puncak bukit. Wow, jalanan kecil itu menanjak dan curam dengan tikungan-tikungan yang tajam! Deg-degan sekali rasanya. Untung Paman lihai mengendarai mobil. Kata Paman, hanya mobil berkondisi prima yang bisa memanjat jalanan securam ini. Untung saja ketegangan itu segera berakhir. Sesampai di atas, Paman memarkir mobil di luar pagar dan kami pun masuk ke dalam.
Dari ketinggian 1.830 meter di atas permukaan laut, kami dapat melihat warna langit yang jingga terkena semburat sinar matahari di balik deretan gunung-gunung yang kokoh. Warna itu kontras sekali dengan perbukitan yang hijau, perkebunan, lembah-lembah yang sangat cantik, dan Kota Takengon yang terlihat kecil dari sini. Oh ya, kalian juga dapat melihat Danau Laut Tawar yang seperti berkilau diterpa sinar matahari pagi. Pokoknya rasa kantuk karena bangun pada pagi buta tadi sudah terbayar dengan pemandangan cantik ini. Kata Paman, kalian juga dapat menikmati pelangi yang muncul setelah hujan. Wah, aku jadi penasaran! Lain kali aku harus ke sini lagi.
Nah, matahari sudah makin tinggi, waktunya untuk swafoto. Wah, banyak sekali latar yang dapat dipilih untuk swafoto ! Ada ayunan di depan tulisan Pantan Terong yang dicat senada dengan warna bendera pusaka, merah dan putih. Apabila kalian berswafoto di sana, kalian akan mendapatkan latar lembah yang mengepung Kota Takengon di kejauhan. Keren, kan?
Bagus, ya? Pasti kalian tidak tahu aku sedang menggigil kedinginan.
Setelah berswafoto, apa lagi? Di sini kalian pun dapat mencicipi aneka jenis sajian kopi asli Tanah Gayo. Kalian dapat memilih berbagai varian minuman kopi, seperti espresso, cappuccino, mochacino, hingga latte. Makin siang makin banyak pengunjung berdatangan. Matahari makin tinggi dan hawa sejuk memeluk kami. Angin yang bertiup memainkan rambut dan berputar di sekeliling tubuh membuat kami ingin berswafoto lagi dan lagi.
Sebelum pulang, ibuku membeli suvenir yang berbentuk kopi gayo. Katanya, kita harus membantu perajin lokal. Nah, tunggu apa lagi? Dengan mengunjungi Pantan Terong, kalian pun ikut mempromosikan wisata dan kerajinan lokal. Segera berwisata ke Aceh dan menikmati kecantikan Pantan Terong, ya!
Setelah membaca pengalaman Rafa, jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Apa objek yang dideskripsikan dalam tulisan Rafa di atas?
2. Di kota mana objek tersebut berada?
3. Pada pengantar tulisan, mengapa disebutkan Rafa tak menyesal mengusulkan destinasi wisata ini kepada keluarganya?
4. Tuliskan kembali dua kutipan kalimat Rafa yang menunjukkan kesannya terhadap objek tersebut!
a.
b.
5. Tempat wisata tak hanya menyuguhkan pemandangan yang instagramable, tetapi juga kisah di balik terbentuknya bentang alam, cerita di balik pembuatan cendera mata, serta makanan khas daerah tersebut. Kegiatan apakah yang pernah kalian lakukan saat berwisata selain mendokumentasikan keindahan tempat tersebut?
6. “Jangan ambil apa pun selain foto, jangan bunuh apa pun selain waktu, dan jangan tinggalkan apa pun selain jejak kakimu,” merupakan ungkapan penting yang perlu dicamkan oleh pengunjung tempat wisata. Menurut kalian, apa maksud pernyataan tersebut?
Pembahasan Jawaban
1. Objek yang dideskripsikan dalam tulisan Rafa adalah Pantan Terong, sebuah puncak wisata populer di Aceh.
2. Pantan Terong terletak di Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh.
3. Rafa tidak menyesal mengusulkan destinasi wisata Pantan Terong kepada keluarganya karena ia sering membaca tentang keindahan tempat itu di internet, dan kali ini ia dapat menyaksikan keindahan tempat tersebut dengan matanya sendiri.
4. a) "Pokoknya rasa kantuk karena bangun pada pagi buta tadi sudah terbayar dengan pemandangan cantik ini."
b) "Wah, aku jadi penasaran! Lain kali aku harus ke sini lagi."
5. Selain mendokumentasikan keindahan tempat, saya sering melakukan beberapa kegiatan ini saat berwisata:
- Mencicipi kuliner khas daerah
- Mengunjungi pasar tradisional atau sentra kerajinan
- Berinteraksi dengan penduduk lokal
- Mempelajari sejarah atau legenda tempat
- Melakukan aktivitas petualangan atau budaya
6. Ungkapan "Jangan ambil apa pun selain foto, jangan bunuh apa pun selain waktu, dan jangan tinggalkan apa pun selain jejak kakimu" adalah sebuah prinsip etika berwisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Secara keseluruhan, pernyataan ini adalah panduan moral bagi wisatawan untuk menjadi pengunjung yang sadar lingkungan dan menghargai tempat yang mereka kunjungi.
Tujuannya adalah agar tempat wisata tetap lestari, indah, dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang, serta menjaga keanekaragaman hayati dan warisan budaya yang ada.
Ini adalah ajakan untuk bertanggung jawab atas dampak kehadiran kita di alam atau situs bersejarah.
*) Disclaimer:
Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.
Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri.
Orang tua dapat menggunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.