Pendidikan Profesi Guru
Bagaimana Menurut Saudara Hal-Hal yang Dapat Ditingkatkan dari Pelaksanaan UT?, Ini Jawaban PPG
Bagaimana menurut saudara hal-hal yang dapat ditingkatkan dari pelaksanaan UT?, jawaban guru peserta Program Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Penulis:
Muhammad Alvian Fakka
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Pertanyaan 'Bagaimana menurut saudara hal-hal yang dapat ditingkatkan dari pelaksanaan UT?,' dapat ditemui saat membahas evaluasi pelaksanaan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan Uji Kompetensi Pendidikan Profesi Guru (UKPPPG).
UKPPPG adalah ujian yang wajib diikuti oleh peserta PPG Dalam Jabatan sebagai syarat untuk memperoleh sertifikat pendidik.
Tujuan UKPPPG yakni menjadi instrumen penting dalam memastikan bahwa guru yang lulus PPG benar-benar memiliki kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian yang sesuai dengan standar nasional pendidikan.
Saat mengerjakan ujian UKPPPG, pertanyaan tentang “Bagaimana menurut saudara hal-hal yang dapat ditingkatkan dari pelaksanaan UT?” akan muncul dan wajib dijawaban guru peserta PPG.
Pelaksanaan Ujian Tulis (UT) dalam Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) masih menghadapi sejumlah tantangan yang perlu segera dibenahi.
Sejumlah peserta menilai bahwa meskipun UT sudah berjalan secara terstruktur dan berbasis kompetensi, masih terdapat aspek-aspek penting yang perlu ditingkatkan.
Mulai dari kejelasan kisi-kisi, kesesuaian soal dengan modul pembelajaran, hingga dukungan teknis selama ujian menjadi sorotan utama.
Masukan dari peserta ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penyelenggara untuk meningkatkan kualitas evaluasi kompetensi guru secara menyeluruh.
Artikel ini akan memberi referensi kunci jawaban bagi guru peserta PPG tentang pertanyaan "Bagaimana menurut saudara hal-hal yang dapat ditingkatkan dari pelaksanaan UT?".
Bagaimana Menurut Saudara Hal-Hal yang Dapat Ditingkatkan dari Pelaksanaan UT?
Berikut adalah beberapa hal yang dapat ditingkatkan dari pelaksanaan Uji Tulis (UT) dalam konteks Uji Kompetensi PPG (UKPPPG), berdasarkan analisis, pengalaman peserta, serta sumber terpercaya dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK):
1. Kejelasan dan Keterbukaan Kisi-Kisi
Masalah:
Baca juga: Apakah Ada Kesesuaian Antara Materi yang Diberikan di PPG dan Materi Ujian? Ini Jawabannya
Banyak peserta merasa kisi-kisi terlalu umum atau kurang spesifik, sehingga bingung dalam menentukan fokus belajar.
Solusi yang bisa ditingkatkan:
Perlu ada penyampaian kisi-kisi yang lebih operasional, serta contoh soal resmi yang representatif di setiap kategori (pedagogik, profesional, sosial, kepribadian).
2. Keterpaduan Materi UT dan Modul PPG
Masalah:
Beberapa peserta mengaku soal UT “tidak familiar”, atau tidak sepenuhnya merepresentasikan modul yang mereka pelajari saat PPG.
Solusi:
LPTK perlu menekankan koneksi antara modul dan bentuk soal UT dalam proses pembelajaran. Misalnya, latihan soal PCK (Pedagogical Content Knowledge) berbasis modul asli, bukan soal bebas dari luar.
3. Waktu dan Manajemen Pelaksanaan
Masalah:
Waktu pengerjaan UT sering dirasa kurang longgar, terutama pada soal-soal analisis atau berbasis studi kasus.
Solusi:
Pertimbangkan penyesuaian durasi ujian untuk soal-soal tingkat tinggi (HOTS), atau penyederhanaan konteks soal agar tidak terlalu memakan waktu membaca.
Baca juga: Kunci Jawaban Post Test PSE 1, 2, 3 Pembelajaran Sosial Emosional PPG Tahap 2 2025
4. Kualitas Sistem dan Infrastruktur Teknologi
Masalah:
Beberapa peserta mengalami kendala teknis saat UT online, seperti koneksi putus, sistem yang lambat, atau tampilan yang membingungkan.
Solusi:
LPTK dan panitia pusat perlu memastikan uji coba sistem (try-out teknis) dilakukan serentak sebelum UT, dan menyediakan helpdesk responsif.
5. Peningkatan Latihan Soal dan Simulasi
Masalah:
Banyak peserta merasa kurang latihan soal yang mencerminkan bentuk asli UT.
Solusi:
Perlunya simulasi ujian resmi dari Kemendikbudristek yang diberikan lebih awal (bukan mendadak), lengkap dengan pembahasan.
6. Umpan Balik Pasca-UT
Masalah:
Peserta tidak mendapat umpan balik spesifik setelah UT—mereka hanya tahu lulus atau tidak, tanpa tahu bagian mana yang lemah.
Solusi:
Berikan feedback diagnostik, seperti skor per kompetensi (misalnya: pedagogik 65 persen, profesional 78 persen) agar bisa jadi bahan refleksi.
(Tribunnews.com/M Alvian Fakka)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.