Senin, 17 November 2025

Kurikulum Merdeka

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 56 dan 57, Latar Belakang Cerpen

Berikut kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 11 halaman 56 dan 57 Kurikulum Merdeka, Kegiatan 1.

Penulis: Nurkhasanah
Editor: Sri Juliati
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
KUNCI JAWABAN - Sejumlah siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 8 Makassar mengikuti Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) yang berlangsung di sekolah tersebut di Jl Monginsidi, Makassar, Senin (20/3). Berikut kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 11 halaman 56 dan 57 Kurikulum Merdeka, Kegiatan 1 tentang peristiwa sejarah yang menjadi latar belakang cerpen. 

TRIBUNNEWS.COM - Materi pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 11 Bab 3 adalah Menggali Nilai Sejarah Bangsa lewat Cerita Pendek.

Pada bab ini, siswa akan belajar tentang cerita pendek (cerpen) dengan latar belakang beberapa peristiwa sejarah di Indonesia.

Cerpen atau cerita pendek adalah karya sastra berbentuk prosa fiksi yang ringkas dan padat, biasanya mengisahkan satu masalah utama atau satu tokoh dalam satu kesatuan peristiwa yang dapat selesai dibaca dalam waktu singkat.

Cerpen fokus pada satu alur cerita, tokoh yang terbatas, serta penokohan yang sederhana, berbeda dengan novel yang memiliki alur dan tokoh lebih kompleks. 

Sebagai latihan pemahaman, pada soal Bahasa Indonesia kelas 11 halaman 56 dan 57 Kurikulum Merdeka, siswa diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan berdasarkan cerpen berjudul “Mengapa Mereka Berdoa kepada Pohon” karya Faisal Oddang.

Soal itu terdapat pada Buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/SMK Kelas XI yang ditulis oleh Heny Marwati dan K. Waskitaningtyas terbitan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) cetakan pertama tahun 2021.

Untuk membantu memahami materi dengan lebih baik, Tribunnews.com menghadirkan kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 11 halaman 56 dan 57 Kurikulum Merdeka

Simak kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 11 halaman 56 dan 57 Kurikulum Merdeka di bawah ini.

Kegiatan 1 Temukan informasi peristiwa sejarah yang menjadi latar belakang sebuah cerpen

Untuk memahami isi sebuah cerpen dengan latar belakang sejarah, pembaca harus mengetahui latar belakang dari peristiwa-peristiwa yang  ada di balik cerita tersebut. Berikut adalah salah satu contoh cerpen yang memiliki latar belakang sejarah pada masa kemerdekaan yang terjadi di daerah Sulawesi Selatan yang berjudul “Mengapa Mereka Berdoa kepada Pohon” karya Faisal Oddang.

Agar dapat memahami isi cerpen tersebut secara komprehensif, kalian dapat berdiskusi secara berkelompok (satu kelompok yang terdiri atas 4-5 siswa) untuk menemukan informasi berikut.

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 51 Kurikulum Merdeka, Jurnal Membaca

1. Siapakah Andi Makassau?

Jawaban:

Andi Makassau Parenrengi adalah tokoh yang berasal dari Parepare.

Ia merupakan pejuang kemerdekaan Indonesia di daerah bekas Ajatappareng (sekarang: Kota Parepare, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Sidenreng Rappang, Kabupaten Barru, dan Kabupaten Enrekang).

Andi Makasau merupakan putra kedua dari bangsawan Parenrengi Daeng Pabeso Karaengta Tinggimae.

Kakeknya bernama Ishak Manggabarani, seorang tokoh yang menyandang gelar Karaeng Mangeppe Arung Matoa Wajo, Datu Pammana, Karaeng Pabbicara Gowa, Jenderal Bone, Tellu Lattena Sidenreng.

2. Berdasarkan pertanyaan nomor 1, apa yang telah dilakukannya terhadap upaya memperjuangan kemerdekaan Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan?

Jawaban:

Upaya yang dilakukan oleh Andi Makassau dalam memperjuangkan kemerdekaan adalah membentuk dan mempelopori organisasi kemasyarakatan dan politik yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia diantarannya.

Banyak organisasi yang dibentuk sebagaya upaya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia diantaranya mendirikan Partai Sarikat Islam di Parepare pada tahun 1927.

3. Siapakah Westerling?

Jawaban: 

Raymond Paul Pierre Westerling adalah tentara bayaran Belanda yang lahir di Istanbul 31 Agustus 1919. 

Ia merupakan keturuan dari Ayahnya yang berdarah Belanda, ibunya berdarah Turki. 

Tapi ada juga yang mengatakan ibunya orang Yahudi, ada yang mengatakan orang Yunani yang lahir di Turki.

Di Indonesia, Westerling dikenal sebagai "algojo" yang melakukan pembantaian berkubang darah, terutama di berbagai daerah di Sulawesi Selatan.

4. Mengapa dia dikatakan pelaku genosida di Sulawesi Selatan?

Jawaban: 

Westerling dikatakan sebagai pelaku genosida di Sulawesi Selatan karena dia dan pasukan khusus Belanda yang bernama DST telah menghabisi sekitar 40.000 warga Sulawesi Selatan pada tahun 1946-1947. 

Hal ini berawal dari peristiwa pembunuhan 1.000 orang Indonesia pro-Belanda yang dilakukan pejuang kemerdekaan Indonesia di bawah pimpinan Andi Makassau. 

Kemudian Belanda melakukan pembalasan dengan mendatangkan pasukan DST yaitu pasukan khusus KNIL di bawah Westerling.

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 46, Menganalisis Vlog

5. Apa yang dimaksud dengan pasukan Depot Speciale Troepen — DST, KNIL?

Jawaban: 

Yang dimaksud dengan DST (Depot Speciale Troepen) di bawah KNIL adalah satuan khusus andalan militer Belanda yang terlibat aksi pembantaian di Sulawesi Selatan. 

DST biasa disebut pasukan baret hijau yang biasa dikirim ke daerah-daerah konflik yang membutuhkan operasi khusus seperti halnya di Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh Westerling.

6. Mengapa Depot Speciale Troepen — DST, KNIL dikatakan sebagai pasukan yang penuh dengan kekejaman? 

Jawaban: 

Depot Speciale Troepen (DST) adalah satuan khusus andalan militer Belanda yang terlibat aksi pembantaian di Sulawesi Selatan. 

DST dianggap menjadi pasukan yang kejam karena pada kenyataannya pasukan tersebut banyak diisi oleh pribumi sebagai prajurit. 

DST melakukan "eksekusi" yang terjadi di Sulawesi Selatan. 

Dengan kekuatan 123 prajurit, diperkirakan ribuan orang Indonesia qugur saat pasukan ini beraksi di bawah perintah Westerling.

*) Disclaimer: 

  • Kunci jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar siswa.
  • Jika soal berupa pertanyaan terbuka artinya jawaban tidak terpaku seperti di atas.

(Tribunnews.com/Nurkhasanah)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved