Pilpres 2019
PDIP Sebut Hasil Survey Litbang Kompas Sebagai Hal Menggembirakan Sekaligus Tantangan Bagi Kader
Hasil survei Litbang Kompas dinilai sebagai sesuatu yang menggembirakan sekaligus tantangan bagi kader PDIP
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei Litbang Kompas dinilai sebagai sesuatu yang menggembirakan sekaligus tantangan untuk mempertahankan dan meningkatkan performa kerja kader PDIP baik untuk memenangkan Pileg maupun Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres 2019.
Hal tersebut disampaikan Ketua DPP PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira kepada Tribunnews.com, Kamis (21/3/2019).
Hasil survey Litbang Kompas pada 22 Februari hingga 5 Maret 2019 menunjukkan elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Gerindra masih yang paling tinggi ketimbang partai politik peserta pemilu lainnya.
Baca: TKN Optimis Penampilan Maruf Amin dalam Debat Pilpres 2019 Tingkatkan Elektabilitas
PDIP sebagai partai pemenang Pemilu 2014 dipilih oleh 26,9 persen responden.
Anggota DPR RI ini menyadari, tidak bisa dipungkiri bahwa coat tail effect atau efek ekor jas berperan penting meningkatkan elektabilitas PDI Perjuangan.
"Karena ini pun merupakan konsekuensi logis dari hubungan emosional antara partai dan kadernya yang menjadi Capres yakni Joko Widodo," ujar anggota DPR RI ini.
Namun, tidak kalah pentingnya, lanjut dia, hasil ini juga merupakan buah dari konsolidasi Partai dan Kader PDI Perjuangan yang secara berkelanjutan melalukan konsolidasi internal maupun konsolidasi bersama rakyat.
Baca: Hadapi Kampanye Terbuka: TKN Ubah Gaya Kampanye, BPN Gunakan Gaya Sama
Selain itu, menurut dia, performa PDI Perjuangan yang konsisten menampilkan diri sebagai partai ideologis yang nasionalis-pluralis yang secara konsisten menjadi pemersatu bangsa dengan basis Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
"Itu memberikan kenyamanan dan kepercayaan bagi bagian terbesar rakyat bahwa partai ini adalah Indonesia yang Bhinneka, Indonesia yang Pancasila. Ini adalah faktor pembeda, bukan hanya dalam retorika tetapi juga dalam kerja nyata yang dirasakan oleh rakyat," tegasnya.
Diketahui, hasil survey Litbang Kompas PDI-P dipilih 26,9 persen responden.
"Jika dalam satu bulan ke depan potensi elektabilitas ini tidak ada perubahan, boleh jadi PDI-P akan mencatatkan diri sebagai parpol pertama yang bisa memenangi pemilu untuk kedua kali berturut-turut sejak era reformasi ini," tulis peneliti Litbang Kompas, Yohan Wahyu, dikutip dari harian Kompas, Kamis (21/3/2019).
Kendati demikian, peluang PDI-P menjadi juara bertahan akan tetap dibayangi parpol lain, terutama Partai Gerindra.
Baca: Hanya Dipanggil Cantik, Pegawai Toko Sepatu Ini Langsung Patahkan Kelingking Pelanggan
Partai Gerindra yang juga merupakan rival PDI-P di pemilihan presiden dipilih oleh 17 persen responden.
Wahyu menyebut tingginya elektabilitas PDI-P dan Gerindra disebabkan efek ekor jas dari sosok kedua capres yang selama ini melekat dengan parpol itu, yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
"Parpol yang tidak seberuntung PDI-P dan Gerindra harus berpikir keras untuk mendapatkan insentif elektoral di pileg saat mendukung pasangan calon di pilpres," kata Wahyu.
Parpol peserta pemilu lainnya memang mendapatkan elektabilitas yang jauh berada di bawah PDI-P dan Gerindra.
Partai Golkar yang berada di peringkat ketiga, misalnya, hanya dipilih oleh 9,4 persen responden menyusul di bawahnya yakni PKB dengan 6,8 persen, Demokrat 4,6 persen, PKS 4,5 persen, PAN 2,9 persen, PPP 2,7 persen, dan Nasdem 2,6 persen.
Sisanya adalah parpol-parpol yang terancam tak lolos ambang batas parlemen.