Jumat, 15 Agustus 2025

Pilpres 2019

Buka-bukaan Real Count Room, TKN Jokowi: Kami Sudah Buka, Kubu 02: Tak Semua Bisa Dipertontonkan

Arya Sinulingga, mempertanyakan Badan Pemenangan Nasional ( BPN) Prabowo-Sandiaga yang tidak membuka data penghitungan internal mereka.

Jokowi dan Prabowo 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru bicara Tim Kampanye Nasional ( TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Arya Sinulingga, mempertanyakan Badan Pemenangan Nasional ( BPN) Prabowo-Sandiaga yang tidak membuka data penghitungan internal mereka.

Padahal, TKN sudah membuka untuk umum ruangan yang digunakan dalam proses penghitungan suara internal Jokowi-Ma'ruf.

"Kami kemarin sudah membuka real count room kami di salah satu hotel. Wartawan bebas melihat, bisa mengambil gambar, bisa lihat orangnya yang bekerja bagaimana, menginput datanya pun diperlihatkan di sana," ujar Arya di Posko Cemara, Menteng, Senin (22/4/2019).

"Tetapi sampai hari ini apakah pihak sebelah berani membuka real count room mereka?" tambah Arya.

Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Arya Sinulingga
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Arya Sinulingga (Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda)

Baca: Prabowo Unggul di Daerah-daerah Ini, Hasil Real Count KPU Pilpres 2019 Senin (22/4) Pukul 18.00 WIB

Baca: Jokowi Menang Telak di NTT, Victor Laiskodat : Semua Orang NTT Cinta Jokowi

Baca: Mantan Ketua DPR Lihat Keanehan Hasil Real Count KPU, Burhanuddin Muhtadi Tanggapi Ini

Arya mengatakan itu merupakan bukti bahwa TKN Jokowi-Ma'ruf ingin transparan dalam hal penghitungan data.

Dia kecewa karena BPN Prabowo-Sandiaga selalu menggemborkan narasi pemilu curang. Namun mereka sendiri tidak mau membuka data dan proses penghitungan internal yang memenangkan Prabowo-Sandiaga itu.

"Kami harap teman-teman 02 jangan membangun misleading informasi. Jangan katakan curang, tetapi datanya kita enggak tahu," kata dia.

Sebelumnya, Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin memperkenalkan war room untuk memantau penghitungan hasil pemilu, Minggu (21/4/2019).

War room ini bertempat di salah satu ruangan di Hotel Gran Melia, Jakarta. Wakil Ketua TKN Moeldoko mengatakan, keberadaan war room ini merupakan alat kontrol TKN terhadap penghitungan suara Pemilu 2019.

"War room ini adalah alat kontrol kami," kata Moeldoko dalam konferensi pers di Hotel Gran Melia, Jakarta.

Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko saat ditemui di Birawa Hall, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (11/2/2019).
 Moeldoko (Fitri Wulandari/Tribunnews.com)

Ia menyebutkan, dengan adanya war room ini, jika ada sesuatu yang tidak selaras dalam penghitungan, TKN bisa mempertanyakan di mana letak ketidaksamaannya serta jika ada kemungkinan penyimpangan.

Sementara itu, Wakil Direktur Saksi TKN Lukman Edy menjelaskan, dalam war room ini terdapat 250 personel yang akan bekerja selama 24 jam setiap hari dengan tiga shift.

Mereka melakukan rekapitulasi real count dari hasil verifikasi C1 dari TPS seluruh Indonesia. Hasil C1 diperoleh dari aplikasi yang dimiliki TKN, yakni JAMIN, sebuah aplikasi pelaporan saksi mulai dari TPS. "Aplikasi ini memudahkan saksi untuk melaporkan hasil penghitungan suara serta foto C1 dari TPS," kata Lukman Edy.

Respons BPN

Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade, mengatakan, BPN melakukan real count Pemilihan Presiden 2019 yang dipusatkan di Kantor DPP Gerindra, Jakarta.

Hal itu dikatakan Andre menanggapi tantangan dari Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) dan Tim Kemenangan Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang meminta BPN terbuka soal penghitungan internal yang dilakukan.

Menurut Andre, saat ini BPN masih mengumpulkan formulir C1 di seluruh Indonesia. "C1 kami dikumpulkan dari seluruh Indonesia di DPP Partai Gerindra. Kami yang kerja banyaklah," kata Andre.

Juru Bicara Badan Pemenangan  Nasional Prabowo-Sandi, Andre Rosiade
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Andre Rosiade (Taufik Ismail/Tribunnews.com)

Namun, Andre mengaku tak tahu pasti berapa banyak yang terlibat dalam penghitungan di internal BPN.

Berdasarkan hitungan real count BPN, pasangan Prabowo-Sandiaga unggul dibandingkan Jokowi-Ma'ruf. Hasil ini berbeda dengan hasil hitung cepat sejumlah lembaga yang menunjukkan sebaliknya.

BPN menuding hasil hitung cepat lembaga survei tak bisa dijadikan pegangan dan tidak independen. 

Sebelumnya, pakar statistika Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Asep Saefuddin menyatakan yakin pengelola lembaga survei yang terdaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) memiliki integritas tinggi dan bekerja secara profesional.

Baca: 5 Tempat Paling Terisolasi di Dunia, Cocok untuk Traveler yang Butuh Liburan Tenang dan Damai

Baca: Maruf Amin: Peran NU dalam Pilpres Luar Biasa

Asep mengatakan, sebanyak delapan lembaga survei yang melakukan hitung cepat atau quick count pada Pemilu 2019 melakukan kerja berdasarkan metodologi ilmiah, tetapi dituding melakukan rekayasa.

Menurut Asep, hitung cepat dilakukan berbasis ilmu pengetahuan dengan metodologi ilmiah. Hal inilah yang membuat lembaga-lembaga survei tersebut berani untuk "buka-bukaan" dan siap dibedah seputar pemetaan sampel, pemilihan sampel, metodologi, serta mekanisme penghitungannya.

Sementara, Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Sudirman Said menyebut bahwa timnya enggan menunjukkan dapur pengawasan ke publik.

Direktur Materi Dan Debat Badan Pemenangan nasional, Prabowo-Sandi, Sudirman Said, di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, (20//2/2019).
Direktur Materi Dan Debat Badan Pemenangan nasional, Prabowo-Sandi, Sudirman Said, di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, (20//2/2019). (Tribunnews.com/ Taufik Ismail)

"Di berbagai partai politik koalisi kita, mereka juga punya dan kebijakan masing-masing. Tapi saya kira kan ada bagian-bagian dapur kita, kalau kita punya dapur kan tidak seluruhnya bisa dipertontonkan," kata Sudirman Said.

Namun, Sudirman Said menyatakan pihaknya siap membuka data dan metode mengenai real count atau penghitungan internal Pemilu Presiden 2019.

Seperti diketahui, pasangan Prabowo-Sandiaga telah mendeklarasikan klaim kemenangan berdasarkan hasil penghitungan suara internal yang mencapai 62 persen.

Hanya saja, Sudirman juga meminta seluruh lembaga survei yang melakukan quick count pasca-pemungutan suara terbuka soal siapa yang mendanai survei mereka.

"Kami siap nanti. Tapi kami tantang lembaga survei terbuka untuk siapa pendananya. Saya tantang mereka untuk buka dana dari siapa. Dananya dari siapa," ujar Sudirman saat ditemui di media center pasangan Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Senin (22/4/2019).  (Tribunnews.com/Kompas)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan