Pilpres 2019
Protes SBY, Wakil Ketua Umum Gerindra Ungkit Kasus Korupsi Proyek Hambalang
Arief menyebut sikap Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bak serangga undur-undur.
Penulis:
Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor:
Hasanudin Aco
Sebagaimana diketahui, Prabowo dan Luhut memang sudah berteman sejak lama.
Bahkan, dalam tulisan di akun Facebooknya pada Oktober 2016, seperti dikutip dari Kompas.com, 7 April 2018, Luhut menuturkan bahwa dirinya sudah berteman dengan Prabowo lebih dari 30 tahun lamanya.
Luhut menjelaskan bahwa pertemanan keduanya sudah terjalin sejak masih dari pangkat Letnan.
Menjawab pertanyaan pembawa acara CNN, Luhut menjelaskan, dirinya tidak pernah mengambil peran apapun terkait hubungan Jokowi-Prabowo.
"Saya nggak ada pernah ambil peran. Saya, sudah selesai (pilpres) tahun 2014 ya kami telpon-telponan, kami janjian makan di restoran. Ya ketawa-ketawa, makan, yasudah sesudah itu baik-baik lagi," ungkap Luhut.
"Apa yang bisa sauya bantu ya saya bantu, apa yang pak Prabowo begini ya ini. Nggak ada (peran)," sambung dia.
Luhut menegaskan, dalam berkontestasi politik, tidak boleh ada dendam yang tertinggal.
" Kenapa kita mesti hidup bawa dendam sih?" ujar dia.
Sang pembawa acara menyatakan persetujuannya.
Ia lantas menanyakan soal kondisi pasca-pilpres 2019.
"Saya sepakat dengan itu. Untuk tahun ini bagaimana pak?" tanya Elvira.
"Sama saja. Nanti kapan ada waktunya saya akan telepon lagi, kita ketemu," jawab Luhut tegas.
Luhut lantas membahas soal dirinya yang belum memiliki kesempatan bertemu dengan Prabowo.
"Memang ada, saya dengar dari orang, itu kemarin tidak setuju orang sekitarnya kalau saya bertemu beliau, ya nggak usah (bertemu)," kata Luhut.
Menurut Luhut, seruan-seruan seperti itu tidak perlu dianggap sebagai hal yang serius.