Pilpres 2019
Jokowi Ingin Temui Prabowo, Dahnil Anzar Tekankan Pertemuan Tak Bahas Kecurangan Pilpres 2019
Jokowi ingin bertemu dengan Prabowo pasca-Pilpres 2019, Dahnil Anzar tekankan agar pertemuan tak bahas tentang kecurangan Pilpres yang dilontarkan BPN
TRIBUNNEWS.COM - Disarankan untuk temui Prabowo Subianto, calon Presiden petahana Joko Widodo mengaku telah berinisiatif sejak awal.
Pertemuan itu akan dilakukan untuk meredam kericuhan yang terjadi pasca Pemilu Presiden atau Pilpres 2019.
Jokowi mengaku inisiatif itu telah muncul setelah pemungutan suara Pemilu 2019 pada 17 April lalu.
"Sudah saya sampaikan, saya sudah berinisiatif sejak awal setelah coblosan," kata Jokowi dalam jumpa pers di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (22/5/2019) dilansir Kompas.com.
Jokowi mengatakan, begitu pemungutan suara ia telah mengutus orang kepercayaannya untuk menghubungi Prabowo.
Baca: Bakal Tarung di MK, Inilah Daftar Nama Pengacara Kubu Jokowi dan Prabowo
Baca: Kubu Prabowo akan Daftar Gugatan Sengketa Pilpres ke MK, Ini Tahapan dan Syaratnya
Namun, upaya untuk menemui Prabowo tersebut hingga kini berlum membuahkan hasil.
"Sudah mengutus, tapi memang keliatannya belum ketemu," kata dia.
Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak pun menanggapi niat Jokowi untuk meneumi Prabowo tersebut.
Dahnil Anzar mempersilakan Jokowi untuk bertemu, sebab kata dia, Prabowo merupakan orang yang terbuka.
"Pertemuan dan silaturahim itu silakan saja. Kapanpun Pak Jokowi silaturahim ke Kertanegara atau ke Hambalang, Pak Prabowo itu welcome," ujar Dahnil saat ditemui di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (23/5/2019).
Namun, Dahnil Anzar memberi cacatan untuk rencana pertemuan tersebut.
Dahnil Anzar menekankan pertemuan tersebut tak boleh dilakukan dalam bingkai politik atau sekadar kompromi terkait penyelenggaraan Pilpres.
Terutama Dahnil Anzar tak ingin pertemuan itu dikaitkan dengan tuduhan kecurangan yang ditemukan oleh BPN Prabowo-Sandi.
Baca: Prabowo-Sandi Akan Daftarkan Gugatan Sengketa Pilpres 2019 Ke MK Hari Ini
Baca: Hadapi Sengketa Pilpres 2019 di MK, Ini Nama-nama Pengacara yang Disiapkan Kubu Prabowo dan Jokowi
"Kita enggak akan berkompromi terhadap upaya-upaya perusakan kualitas demokrasi melalui kecurangan," kata Dahnil.
Selain itu, Dahnil Anzar mengatakan dalam waktu dekat Prabowo belum berencana menemui Jokowi di Istana Merdeka seperti yang dilakukan oleh sejumlah elite partai politik pasca-pilpres.
Sebab saat ini Prabowo tengah fokus menyiapkan permohonan sengketa hasil pilpres 2019 ke Mahkamah Konstitusi (MK).
"Pak Prabowo kan lagi ngurus MK dan segala macam. Dan Pak Prabowo itu lebih senior. Saya pikir, tergantunglah. Silaturahim silakan, pintu ini terbuka," pungkasnya.
Untuk dapat menemui Prabowo, Jokowi mengutus Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan untuk berkomunikasi terlebih dahulu.
Namun, Luhut mengaku belum sempat bertemu dengan Prabowo, tetapi sudah berbicara cukup panjang melalui sambungan telepon secara langsung.
"Bicara baik-baik, ketawa-ketawa, ya kita janjian mau ketemu. Hari minggu kemarin tapi kemudian ada masalah teknis beliau agak sakit flu, kita reschedule."
"Nanti saya telepon lagi (atur jadwal), kami kan bisa telepon-teleponan," ujar Luhut di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/4/2019).
Baca: Prabowo-Sandi akan ke MK Jumat 24 Mei Hari Ini untuk Daftarkan Gugatan Sengketa Pilpres 2019
Baca: Tim Prabowo Gugat Hasil Pilpres ke MK, Ini Beda Jumlah Pengacara di Sengketa Pilpres 2014 dan 2019
Selain atas inisiatif dari Jokowi, pertemuan antara kedua calon presiden pasca-pilpres 2019 juga disarankan oleh berbagai pihak.
Salah satunya adalah Kepala Divisi Advokasi dan Bidang Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.
Saran itu disampaikan Ferdinand setelah Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan bertemu Prabowo.
"Setelah Luhut, adalah baik jika Jokowi juga bertemu dengan Prabowo," ujar Ferdinand kepada Tribunnews.com, Senin (22/4/2019).
Silaturahmi antara Jokowi dengan Prabowo, kata dia, pasti akan menyejukkan masing-masing pendukung di akar rumput.
"Ini pasti akan mampu menurunkan tensi politik. Sehingga kita bisa melihat pengumuman pemenang Pilpres dalam suasana tenang dan damai," jelas Ferdinand Hutahaean.
Dia menilai pengutusan Luhut, akan membuka pintu komunikasi dengan Prabowo.
"Yang dilakukan Jokowi mengutus Luhut adalah untuk membuka jalur komunikasi, pintu komunikasi dengan Prabowo," ucapnya.
Baca: Peluang Prabowo-Sandi Menang & Kalahkan Jokowi-Maruf di Gugatan Sengketa Pilpres MK Versi Mahfud MD
Baca: Catatan Tokoh Sentral Kubu Jokowi, Alasan Yusril Ihza Mahendra hingga 2014 Jadi Pengacara Prabowo
Karena Ferdinand Hutahaetan beranggapan, bisa saja Prabowo belum bisa menerima, jika Jokowi yang langsung bertemu.
"Mungkin saja kalau Jokowi yang langsung turun, belum tentu Prabowo bisa buka komunikasi serta merta akibat kerasnya konstestasi Pilpres kita," jelas Ferdinand Hutahaean.
Untuk itu dia menilai, dibukanya pintu komunikasi melalui Luhut patut diapresiasi dalam rangka menjaga keutuhan bangsa ini pasca-Pilpres 2019.
Sama halnya dengan pendapat Dahnil Anzar, Ferdinand mengatakan dalam pertemuan tersebut tak boleh ada tawar-menawar terkait Pilpres 2019.
(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)