Sabtu, 4 Oktober 2025

Ramadan 2021

Itikaf: Pengertian, Keutamaan dan Amalan-amalan yang Dapat Dilaksanakan

Salah satu ibadah yang dianjurkan pada bulan Ramadhan adalah itikaf. Berikut ini pengertian, keutamaan dan amalan yang dapat dilakukan.

Editor: Daryono
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Jemaah mengisi waktu dengan mengaji Al Quran saat melakukan itikaf di Mesjid Raya Habiburrahman PT Dirgantara Indonesia. Simak pengertian, keutamaan dan amalan yang dapat dilakukan saat i'tikaf. 

TRIBUNNEWS.COM - Simak pengertian, keutamaan dan amalan-amalan yang dapat dilakukan saat i'tikaf.

Salah satu ibadah yang dianjurkan pada bulan Ramadhan adalah i'tikaf.

I'tikaf atau iktikaf menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya diam beberapa waktu di dalam masjid sebagai suatu ibadah dengan syarat-syarat tertentu (sambil menjauhkan pikiran dari keduniaan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan).

Sementara dikutip dari sumsel.kemenag.go.id, I’tikaf ialah berdiam diri di masjid dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak ibadah.

I’tikaf merupakan sunnah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah dengan sungguh-sunguh.

Baca juga: Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar pada 10 Hari Terakhir Ramadhan, Inilah Doa yang Dianjurkan

Banyak hadits-hadits yang menunjukkan bahwa Rasulullah saw sering melakukan i’tikaf sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan.

Bahkan menjelang wafatnya beliau, Rasulullah melakukan i’tikaf selama dua puluh hari terakhir Ramadhan.

Kemudian hal itupun diikuti oleh para istri nabi saw setelah beliau wafat.

Dari Aisyah ra:

“Rasulullah melakukan i’tikaf setiap bulan Ramadhan selama sepuluh hari, maka ketika di tahun menjelang wafatnya, Rasulullah beri’tikaf dua puluh hari. Dan istri-istrinya beri’tikaf setelah itu.”( HR. Bukhori dan Muslim).

Hal senada juga disampaikan oleh Ibnu Umar, ra berkata:

“Rasulullah melakukan i’tikaf sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan” (HR. Bukhori dan Muslim).

Lantas, apa keutamaan melaksanakan i'tikaf?

Di antara keutamaan i’tikaf, selain ia merupakan sunnah yang dicontohkan baginda Rasulullah, sesungguhnya I’tikaf memiliki keutamaan yang sangat besar.

Pertama, menjauhkan diri dari neraka. Dari ibnu Abbas ra:

“Barang siapa beri’tikaf satu hari karena mengharap keridhoan Allah, Allah akan menjadikan jarak antara dirinya dan api neraka sejauh tiga parit, setiap parit sejauh jarak timur dan barat” (HR. Thabrani, Baihaqi dan dishohihkan oleh Imam Hakim).

Kedua, dijanjikan surga. Imam Al-Khatib dan Ibnu Syahin meriwayatkan hadits dari Tsauban ra meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda:

“Barang siapa yang beri’tikaf antara Maghrib dan Isya di masjid, dengan tidak berbicara kecuali sholat dan membaca Al-Quran, maka Allah berhak membangunkan untuknya istana di surga."

PERBANYAK IBADAH - Jamaah membaca Alquran saat melakukan I'tikaf atau berdiam diri di dalam masjid pada malam ganjil hari ke-21 Ramadan di Masjid Al Akbar Surabaya, Jumat (16/6) dini hari. Pada malam ke-21 Bulan Ramadan 1438 Hijriyah, Masjid Al Akbar Surabaya dikunjungi ribuan umat muslim untuk memperbanyak ibadah dan berharap mendapatkan malam Lailatulkadar yang diyakini sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
PERBANYAK IBADAH - Jamaah membaca Alquran saat melakukan I'tikaf atau berdiam diri di dalam masjid pada malam ganjil hari ke-21 Ramadan di Masjid Al Akbar Surabaya, Jumat (16/6) dini hari. Pada malam ke-21 Bulan Ramadan 1438 Hijriyah, Masjid Al Akbar Surabaya dikunjungi ribuan umat muslim untuk memperbanyak ibadah dan berharap mendapatkan malam Lailatulkadar yang diyakini sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ (SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Ketiga, dengan i’tikaf, seseorang akan lebih banyak mendekatkan diri kepada Allah.

Sehingga dengan i’tikaf seseorang akan berkesempatan mendapatkan kemuliaan lailatul qodar.

Adapun penjelasan oleh Dosen Syariah Universitas Nahdatul Ulama Purwokerto, Agus Salim S.Sy MH dalam kanal YouTube Tribunnews, tentang hukum melakukan i'tikaf.

"I'tikaf ini merupakan satu ibadah yang sudah dilakukan oleh para nabi terdahulu, dan kemudian nabi Muhammad (juga) melakukannya"

"Melakukannya Nabi Muhammad terhadap i'tikaf ini adalah hukumnya sunnah bukan wajib," jelas Agus.

Agus juga menjelaskan mengapa bulan Ramadhan selalu identik dengan i'tikaf, karena bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah.

Oleh karenanya, kita dianjurkan untuk banyak melakukan amalan baik di bulan Ramadhan.

Baca juga: Hukum Mimpi Basah Saat Puasa Ramadhan, Apakah Batal? Ini Hal-Hal yang Membatalkan Puasa

Syarat Melakukan Itikaf

Dikutip dari muhammadiyah.or.id, untuk sahnya i’tikaf diperlukan beberapa syarat, di antaranya:

- Orang yang melaksanakan i’tikaf beragama Islam

- Orang yang melaksanakan i’tikaf sudah baligh, baik laki-laki maupun perempuan

- I’tikaf dilaksanakan di masjid, baik masjid jami’ maupun masjid biasa

- Orang yang akan melaksanakan i’tikaf hendaklah memiliki niat i’tikaf

- Orang yang beri’tikaf tidak disyaratkan puasa. Artinya orang yang tidak berpuasa boleh melakukan i’tikaf

Amalan-amalan yang dapat dilaksanakan selama I’tikaf

Ada beberapa amalan (ibadah) yang dapat dilaksanakan oleh orang yang melaksanakan i’tikaf, yaitu;

- Melaksanakan salat sunat, seperti salat tahiyatul masjid, salat lail dan lain-lain

- Membaca al-Quran dan tadarus al-Quran

- Berdzikir dan berdo’a

- Membaca buku-buku agama

(Tribunnews.com/Yurika)

Berita lain terkait Ramadan 2021

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved