Kuku Tangan ‘Dipotong’ Guru, Siswi SMP Pingsan
Kesal karena muridnya tak juga memo
Editor:
Tjatur Wisanggeni
Pemotongan cara manual terhadap tiga kuku panjang milik Maisarah itu, membuat ada bagian kulit yang terangkat. Gadis kecil itu lalu masuk ke kamar mandi sekolah untuk membersihkan jari yang terluka. Entah karena trauma, akhirnya ia pangsan (pingsan-red) di kamar mandi, kemarin.
Keterangan yang diperoleh, Senin (17/5/2010) dari rekan korban, Selpi dan Jusnaini, usai kuku korban dipatahkan oleh seorang dewan guru di halaman sekolah, korban menunjukan kepada kedua temannya bahwa tangan telah berdarah seraya lari ke kamar mandi. Namun di sana, entah karena trauma atau malu, koban sempat pingsan.
M Ahadin (51) orang tua korban yang ditemui di rumahnya mengakui adanya insiden itu. Ia menyayangkan mengapa ada kekerasan seperti itu di sekolah. Ia mengakui anaknya alpa dalam memotong kuku, tapi seharusnya ada cara yang lebih bijak, dengan tidak mencederai murid.
Ia juga mengaku telah membawa anaknya untuk
berobat ke rumah sakit, walau hanya kuku yang patah. Di sisi lain, ia
merasa prihatin, karena pihak sekolah seperti tak mau tahu dengan nasib
anaknya.
Tanggulangi perobatan
Sementara itu Kepala SMP 3 Blangkejeren, Zakaria, SPd, secara terpisah mengakui adanya insiden pematahan kuku tersebut. Bahkan pihak sekolah telah menghubungi pihak keluarga dengan menanggulangi segala biaya untuk pengobatan Maisarah di rumah sakit.
“Pihak sekolah selama ini telah berkali kali mengingatkan siswa untuk tidak berkuku panjang dan hidup bersih. Namun, peringatan dari dewan guru itu tidak diindahkan oleh siswa, sehingga bisa jadi guru merasa kesal dan terjadilah kasus tersebut,” kata Kepsek tersebut.(*)