Pesta Chit Ngiat Pan di Bangka
Payung Thai Se Ja Laku Hingga Rp 16,8 Juta
Payung-payung di pundak Thai Se Ja juga dipercaya oleh warga Tionghoa sebagai payung keramat, dipercaya dapat membawa kemakmuran
Editor:
Harismanto
TRIBUNNEWS.COM, SUNGAILIAT - Sebelum acara puncak, bagian mata Thai Se Ja di tutup kain merah. Sebagai pertanda patung belum bekerja. Siang atau sore menjelang malam puncak seorang Thaipak bertugas membuka mata Thai Se Ja ini.
Si Taipak dalam keadaan tak sadarkan diri dengan memanjat patung atau kekuatan supranaturalnya membuka kain penutup. Thai Se Ja mulai bekerja mencatat roh-roh yang datang dan menikmati hidangan di depannya.
Warga penganut Kong Hu Chu pun sejak saat itu berbondong-bondong ke kelenteng untuk memanjatkan doa keselamatan.
Payung-payung di pundak Thai Se Ja juga dipercaya oleh warga Tionghoa sebagai payung keramat, sehingga di akhir acara payung tersebut akan dilelang. Siapa yang memiliki payung tersebut dipercaya dapat membawa kemakmuran dalam hidupnya.
"Pada tahun lalu, payung yang paling tengah terjual dengan harga Rp16,8 juta, warga Pangkalpinang yang membeli. Uang hasil penjualan payung ini kemudian dimasukkan ke dalam kas kelenteng," ungkap Asan seorang warga yang membantu pengurus kelenteng Setia Abadi di Air Duren atau Pho Hin Kecamatan Pemali.
Patung Thai se ja di Kelenteng Setia Abadi paling tinggi. Hampir mencapai 20 meter. Bahkan upacara sembahyang rebut di kelenteng ini berlangsung selama tiga hari.
"Kita percaya, sembahayang ini patut dilakukan tiap tahun agar lingkungan kita terhindar dari kejahatan justru mendapat berkah," tukas Asan.
Harapan akan kebaikan itu tercermin dalam tulisan di dada Thai se ja seperti kata-kata Hap Ka Phin On yang berarti kesejahteraan untuk seluruh warga masayarakat di sekitanya. (*)