Merapi Meletus
Pengungsi Adu Cepat di Tengah Pekatnya Udara
Di tengah pekatnya udara untuk bernapas, ratusan orang, bahkan yang berada di barak pengungsian, terlihat berlomba untuk menyelamatkan diri.

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Kondisi malam di sekitar lokasi letusan Gunung Merapi, Sabtu (30/10/2010) dini hari, terlihat kacau. Ratusan orang, bahkan yang berada di barak pengungsian, terlihat berlomba untuk menyelamatkan diri.
Seperti yang terpantau di pos pengungsian Umbulharjo yang berjarak 12 kilometer dari pusat erupsi. Ratusan orang tampak berduyun-duyun menggunakan ragam kendaraan seperti mobil bak terbuka dan sepeda motor, bergerak meninggalkan pos pengungsian turun ke arah selatan (Kota Yogyakarta).
Suasana kacau bertambah saat warga yang panik seolah adu cepat di tengah pekatnya udara yang dipenuhi abu vulkanik. Jarak pandang pun terbatas karena hujan pasir yang ada dua kali lebih besar ketimbang letusan sebelumnya pada 26 Oktober silam.
"Masker yang dipakaipun tak mampu membuat bernapas jadi mudah. Sesak jadinya karena abu, belum lagi hujan pasir yang membuat mata pedih," ujar seorang pengungsi sambil bergegas pergi.
Adapun Seismograf yang berada di kantor Pemantau BPPTK Merapi, saat ini menunjukkan kondisi Merapi jauh lebih stabil ketimbang saat Merapi mulai meletus kembali sekitar pukul 00.30 WIB hingga 00.45 WIB.