Minggu, 5 Oktober 2025

Gunung Lokon Waspada

Gunung Lokon di Tomohon Muntahkan Bebatuan Panas

Gunung Lokon di Tomohon, Sulawesi Utara, sempat naik status dari waspada menjadi siaga kerena secara teratur menyemburkan bebatuan panas

zoom-inlihat foto Gunung Lokon di Tomohon Muntahkan Bebatuan Panas
tomohonkota.go.id
Gunung Lokon di Tomohon, Sulawesi Utara
Laporan Wartawan Tribun Manado Edi Sukasah

TRIBUNNEWS.COM, TOMOHON - Gunung Lokon di Tomohon, Sulawesi Utara, sempat naik status dari waspada menjadi siaga pada 2007 silam kerena secara teratur gunung berapi ini menyemburkan bebatuan dan hawa panas (pyrotic eruption).

"Namun setelah itu kembali waspada," jelas Kepala Pos Pemangatan Gunung Lokon, Farid Ruskanda Bina, tadi malam. Dikatakan, dalam keadaan normal, frekuensi gempa di Lokon paling banyak tiga kali per hari. Itu berbeda dengan Gunung Mahawu yang statusnya kini normal, yakni kurang dalam setahun terakhir.

Pun, jika terjadi gempa di Gunung Mahawu, gunung lainnya di Sulut, itu menjadi tanda awas dan dikategorikan luar biasa. Sedangkan di Lokon, ada dua kategori gempanya, yakni A dan B. A berarti gempa vulkanik dalam, dan B gempa vulkanik dangkal.

"Kategori A terjadi di bawah satu kilometer dengan bagian atas. Kategori B, gempa yang berada dalam radius satu kilometer di atas permukaan," jelas Farid. Catatan Pos Pengamatan, bulan September 2010 terjadi 31 gempa kategori A dan 159 gempa kategori B. Sementara hembusan terjadi 123 kali pada bulan yang sama.

Pada Oktober, frekuensi kegempaan tidak berubah drastis, yakni hanya 30 gempa kategori A dan 109 gempa kategori B. Kegempaaan merupakan tanda terjadi aktivitas dalam gunung itu.Sehingga terjadi penumpukkan energi dalam gunung, dan dalam satu waktu dapat terdorong keluar dalam rupa letusan.

"Itu (letusan) tidak bisa diperkirakan waktunya, bisa terjadi kapan saja. Karenanya, kami terus memonitor keadaan Lokon ini," jelasnya.

Kendati demikian, perlu diwaspadai kondisi swarm, yakni ketika frekuensi gempa dalam suatu tempat meningkat tajam. Jika ini terjadi dalam satu dua hari, sewaktu-waktu letusan bisa terjadi.

Adapun siklus letusan Gunung Lokon paling panjang jaraknya 10 tahun. Seperti terekam pada 1991 dan 2001, meskipun pada 2002-2003 terjadi rentetan letusan dalam skala kecil. "Sebelum tahun 1991, Gunung Lokon seringkali meletus. Berdasarkan catatan, letusan kali pertama pada tahun 1829," jelasnya.

Awan panas yang mengiringi letusan, kata dia berjarak 1,5 kilometer dari kawah. Berkaca pada letusan-letusan sebelumnya, awan panas menjangkau 1,5 kilometer dalam jangka waktu sekitar 20 detik saja. Namun saat ini, lanjut Farid yang berbahaya di Gunung Lokon adalah letusan pyrotic.

Letusan terjadi karena sentuhan magma dan air. Ini terjadi di permukaan dan menyemburkan  bebatuan dan hawa panas. Letusan ini kerap sekali terjadi. "Itulah sebabnya kativitas di Gunung Lokon ini sangat dibatasi. Letusan ini walaupun dalam radius ratusan meter bisa menerbangkan bebatuan di permukaan," terangnya.

Ditambahkan, suhu di sekitar kawah gunung sangat tinggi ketika terjadi letusan ini. Pengukuran terakhir, suhunya mencapai 320 derajat celcius. "Itu memang berada di pinggiran kawah, apalagi kalau berada di tengah-tengah kawah. Bahkan sebelum tahun 2001, tercatat suhunya mencapai 786 derajat celcisus," jelasnya seraya menyebut, indikasi meningkatnya aktivitas gunung yakni kegempaan dan gejala visual.

Karena faktor tersebutlah, pedakian ke gunung berpanorama mengagumkan ini masih ditutup untuk umum.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved