Waspadai Sapi Keguguran
Jelang Idul Adha 1431 H, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banjar menurunkan tim pemantau hewan kurban.
Editor:
Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, MARTAPURA - Jelang Idul Adha 1431 H, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banjar menurunkan tim pemantau hewan kurban.
Tujuannya, memastikan hewan yang disembelih nanti benarbenar sehat. Data di Subdin Peternakan, untuk wilayah Kabupaten Banjar, ada 1.120 ekor sapi yang telah disiapkan.
Menurut Ir Dondit Bekti, Kepala Subdin Peternakan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banjar, berdasar pengalaman tahun-tahun sebelumnya, hewan-hewan yang dikurbankan biasanya sehat-sehat.
Karena, lanjutnya, hewan yang dikurbankan tersebut kebanyakan dibeli dengan cara arisan. Kalau tidak sehat, masyarakat yang tidak mau.
"Tetapi kami tetap pantau untuk jaga-jaga kalau ada yang sakit, yakni H-2 sampai H+2. Tim operasional pemantau hewan kurban akan keliling ke titik-titik penyembelihan hewan. Kalau ada yang sakit, tim akan memberi teguran," tegasnya.
Sedangkan jumlah 1.120 ekor sapi untuk kurban itu didapat dari pengumpul-pengumpul sapi. Mereka tersebar di delapan kecamatan, yakni Martapura Kota, Astambul, Mataraman, Simpang Empat, Pengaron, Sungai Pinang, Aranio dan Sambungmakmur.
"Estimasi kami, hewan kurban yang telah disiapkan 1.120 ekor sapi. Sedangkan estimasi keperluan sapi kurban sebanyak 980 ekor. Jadi, sangat mencukupi ketersediaan sapi kurban di daerah kita," terangnya
Sampai sekarang, lanjutnya, hewan kurban yang ada terdeteksi masih aman. Semua telah divaksinasi, utamanya untuk menghindari penyakit ngorok septicamia epizootica.
Walaupun tidak tergolong berbahaya, bila ada ditemukan hewan kurban terjangkit penyakit ngorok, mesti ada perlakuan khusus. Misalnya, dagingnya harus dilayukan atau digantung dahulu.
Berbeda bila hewan kurban terjangkit penyakit hewan keguguran brocellosis. Tidak menutup kemungkinan, walaupun kebanyak hewan ternak kurban pada umumnya adalah jantan, tapi pada saat kurban adalah sapi betina.
"
Ini yang kami antisipasi kalau ada kurban sapi betina. Karena, daging dari sapi yang terjangkit penyakit ini menular kepada perempuan yang mengonsumsinya," lugas Dondit mengingatkan.
Tujuannya, memastikan hewan yang disembelih nanti benarbenar sehat. Data di Subdin Peternakan, untuk wilayah Kabupaten Banjar, ada 1.120 ekor sapi yang telah disiapkan.
Menurut Ir Dondit Bekti, Kepala Subdin Peternakan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banjar, berdasar pengalaman tahun-tahun sebelumnya, hewan-hewan yang dikurbankan biasanya sehat-sehat.
Karena, lanjutnya, hewan yang dikurbankan tersebut kebanyakan dibeli dengan cara arisan. Kalau tidak sehat, masyarakat yang tidak mau.
"Tetapi kami tetap pantau untuk jaga-jaga kalau ada yang sakit, yakni H-2 sampai H+2. Tim operasional pemantau hewan kurban akan keliling ke titik-titik penyembelihan hewan. Kalau ada yang sakit, tim akan memberi teguran," tegasnya.
Sedangkan jumlah 1.120 ekor sapi untuk kurban itu didapat dari pengumpul-pengumpul sapi. Mereka tersebar di delapan kecamatan, yakni Martapura Kota, Astambul, Mataraman, Simpang Empat, Pengaron, Sungai Pinang, Aranio dan Sambungmakmur.
"Estimasi kami, hewan kurban yang telah disiapkan 1.120 ekor sapi. Sedangkan estimasi keperluan sapi kurban sebanyak 980 ekor. Jadi, sangat mencukupi ketersediaan sapi kurban di daerah kita," terangnya
Sampai sekarang, lanjutnya, hewan kurban yang ada terdeteksi masih aman. Semua telah divaksinasi, utamanya untuk menghindari penyakit ngorok septicamia epizootica.
Walaupun tidak tergolong berbahaya, bila ada ditemukan hewan kurban terjangkit penyakit ngorok, mesti ada perlakuan khusus. Misalnya, dagingnya harus dilayukan atau digantung dahulu.
Berbeda bila hewan kurban terjangkit penyakit hewan keguguran brocellosis. Tidak menutup kemungkinan, walaupun kebanyak hewan ternak kurban pada umumnya adalah jantan, tapi pada saat kurban adalah sapi betina.
"
Ini yang kami antisipasi kalau ada kurban sapi betina. Karena, daging dari sapi yang terjangkit penyakit ini menular kepada perempuan yang mengonsumsinya," lugas Dondit mengingatkan.