Ini Lho Keistimewaan Wayang Kulit Banjar
Ternyata ada juga Wayang Kulit Banjar dengan ukuran lebih kecil diiringi gamelan dan enggunakan Bahasa Banjar
Editor:
Iswidodo

Seperti halnya di daerah Jawa, ternyata Kalimnatan Selatan juga memiliki seni pertunjukkan wayang kulit yang dikenal dengan nama Wayang Kulit Banjar.
Wayang kulit Banjar ini berkembang di Banjarmasin, tepatnya pada masa kepemimpinan Sultan Suriansyah. Saat itu, Sultan meminta bantuan dari kerajaan Demak ketika hendak berperang, dengan perjanjian apabila menang dalam perang, maka akan menganut Islam bersama dengan rakyatnya.
Kemudian Sultan berhasil menang dalam perang tersebut. Sesuai janjinya, maka Sultan dan juga rakyatnya menganut Islam. Dan akhirnya, raja Demak saat itu memberikan hadiah berupa satu set perlengkapan wayang.
Termasuk peralatan musik gamelan yang digunakan untuk mengiringi pertunjukkan wayang tersebut, sebagai media untuk menyebarkan Islam di Kalsel. Semenjak saat itulah, kesenian wayang kulit Banjar mulai berkembang dalam masyarakat Banjar untuk menyiarkan ajaran Islam di berbagai penjuru Kalsel.
Peralatan yang digunakan dalam pertunjukkan wayang kulit Banjar ini tak jauh berbeda dengan wayang kulit di Jawa. Antara lain menggunakan wayang dan lampu minyak, yang disebut balencong.
Musik pengiring yang digunakan untuk pertunjukkan wayang kulit Banjar adalah musik gamelan Banjar atau dikenal dengan istilah karawitan. Dan jenis nadanya adalah selndro. Selanjutnya, tokoh dalam wayang kulit Banjar, kadang-kadang ada yang sama dengan nama tokoh wayang Jawa.
Umumnya juga wayang kulit Banjar pergelarannya dilakukan semalam suntuk hingga menjelang salat subuh. Namun bisa juga ditampilkan hanya sekitar 60 hingga 75 menit pada acara tertentu.
Misalnya acara-acara seremonial yang dihadiri oleh pejabat-pejabat penting sehingga pertunjukkannya dipersingkat. Meski memiliki banyak kesamaan, namun ada juga beberapa perbedaan antara wayang kulit dari daerah Jawa dengan wayang kulit Banjar.
Perbedaannya, antara lain ada pada bahasa dan juga ukuran wayangnya. Pada wayang kulit Banjar selalu menggunakan bahasa Banjar dan juga ukuran wayangnya relatif lebih kecil.
Selain itu, dari sekian banyak wayang yang digunakan, ada salah satu wayang yang ada dalam wayang kulit Banjar, namun tidak ada dalam wayang kulit Jawa. Wayang tersebut dinamakan wayang aduan. Biasanya digunakan untuk tokoh-tokoh anak raja yang sedang melakukan sayembara. (*)