PASCAMERAPI MELETUS
Saya Pasrah...Semuanya sudah Habis
Ny Pantowiyono satu diantara ribuan orang menjenguk desanya 40 hari pascaerupsi Melati. Mereka pasrah karena semua sudah habis.
Editor:
Iswidodo
TRIBUNNEWS, JOGJA- Menggunakan sebilah sabit berkarat yang ditemukan di reruntuhan rumahnya, Ny Pantowiyono (40), berusaha mencari sesuatu di bekas rumahnya itu. Warga Dusun Ngrangkah, Desa Pangukrejo, Kecamatan Cangkringan, Sleman itu ternyata hanya mencari dua batang sabun mandi saat pulang menjenguku rumahnya 40 hari pascaerupsi Merapi, Minggu (5/12/2010)
“Saat saya mengungsi sebelum merapi meletus, saya meninggalkan dua sabun di kamar mandi,” kata Pantowiyono sambil terus mencari sabun di reruntuhan kamar mandinya.
Entah apa yang dipikirkannya, sehingga ia begitu antusias mencari sabun mandi itu. Dia hanya merasa sayang dengan barang miliknya. “Sudah banyak di pengungsian. Tapi sayang kalau tidak dicari,” tambahnya.
Meski terkesan sangat sayang dengan barang miliknya, namun dia sama sekali tidak menunjukkan kesedihan saat kali pertama melihat rumahnya hancur. Dia hanya sempat terdiam, kemudian sambil tersenyum mencari-cari barang yang masih bisa diselamatkan.
“Ini rumah warisan, Kami tempati turun temurun. Saya lahir dan besar di sini. Tapi, mau bagaimana lagi. Ikhlaskan saja,” kata ibu dari Ana Lutpiyani (4) ini.
Perempuan berjilbab ini juga belum tahu, harus melakukan apa untuk melanjutkan hidupnya bersama keluarga. “Pasrah. Tidak tahu. Semuanya sudah habis,” kata perempuan yang ditampung di barak pengungsi Maguwoharjo ini. (*)