Rabu, 20 Agustus 2025

PASCAMERAPI MELETUS

Warga Berebut Sisa Nasi Kenduri untuk Pakan Ternak

Sisa nasi tumpeng di acara Kenduri Jogja menjadi rebutan warga untuk pakan ternak, Minggu (5/12).

Editor: Iswidodo
zoom-inlihat foto Warga Berebut Sisa Nasi Kenduri untuk Pakan Ternak
TRIBUN JOGJA/HENDRA KRISDIANTO
Nasi tumpeng yang diadakan sebagai tanda syukur Jojga Aman usai 40 hari pascaerupsi Merapi. Gelaran Nasi Tumpeng ini diadakan di titik nol Jogja yaitu di simpang empat Kantor Pos, Minggu (5/12)
Laporan  Tribun Jogja,  Ikrob Didik Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JOGJA - Sisa nasi tumpeng di acara Kenduri Jogja menjadi rebutan warga untuk pakan ternak, Minggu (5/12). Tumpeng-tumpeng itu sumbangan dari sejumlah pejabat, perusahaan dan warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).  

"Nasi tumpeng ini buat pakan puluhan ayam, bebek dan enthok di rumah. Daripada dibuang,” kata Ruminah (35), warga Kelurahan Suryodiningratan saat asyik membungkus sisa nasi di acara yang digelar di simpang empat Kantor Pos Besar Yogyakarta.

Ruminah yang berhasil mengumpulkan nasi dua tas kresek penuh, bisa sedikit berhemat. Sehari-hari, untuk memberi makan ternak unggasnya di rumah, ia harus membeli bekatul. “Kalau beli bekatul, sehari habis Rp 5.000. Hari ini tidak perlu mengeluarkan uang,” katanya senang.

Sebagian warga juga memanfaatkan sisa nasi itu untuk binatang peliharaan lainnya. “Bisa untuk pakan anjing,” sahut Warsini (38), warga lain asli Yogyakarta yang juga ikut berebut sisa nasi bersama Ruminah. Selain keduanya, masih ada beberapa ibu lain yang ikut berebut sisa nasi.

Sebelum upacara Kendiri Jogja dimulai, ratusan tumpeng ditata berdasarkan kelompok penyumbangnya. Untuk tumpeng pejabat ditaruh di meja depan Monumen Serangan Oemum Satu Maret.

Sedangkan tumpeng lainnya ditempatkan mengelilingi panggung utama. Sebagiab tumpeng juga ditaruh di jalan karena sudah kehabisan meja. Tumpeng itu dipersembahkan sebagai wujud meminta petunjuk dan memohon keselamatan kepada Tuhan pascaletusan merapi. Tumpeng dihidangkan lengkap dengan sayuran dan ingkung (ayam panggang utuh).

Saat acara potong tumpeng dimulai, ratusan warga langsung berebut untuk mendapatkan tumpeng tersebut. “Saat diberi aba-aba, semua orang berebut. Saya kebagian makan tumpengnya kok,” kata Ruminah mengisahkan.

Akibat aksi rebutan itu, nasi tumpeng yang awalnya rapi menjadi berantakan. Di jalan tempat kenduri itu, banyak berserakan nasi. Tempat yang awalnya bersih pun menjadi kotor. Pengunjung yang menghadiri kenduri menjadi enggan memakannya. (*)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan