Sabtu, 20 September 2025

Kerusuhan di Mesir

Mahasiswa: WNI Ditangkap dan Dituduh Provokasi Massa

Apalagi aparat keamanan Mesir mulai melakukan tindakan tak simpatik kepada warga negara Indonesia (WNI)

Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-inlihat foto Mahasiswa: WNI Ditangkap dan Dituduh Provokasi Massa
EPA/ALJAZEERA
Demonstrasi di Tahrir Square, Kairo, Mesir.
Laporan Wartawan Tribun Medan, Feriansyah Nasution

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN
- Ratna Muli Lubis khawatir melihat pergolakan politik di Mesir akhir-akhir ini. Apalagi aparat keamanan Mesir mulai melakukan tindakan tak simpatik kepada warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Mesir. Putranya bernama Abuzar hingga kini belum dievakuasi dari negeri Piramida tersebut.    

"Tadi, sekitar pukul 13.00 WIB, saya sudah telepon Abuzar. Saya khawatir sekali atas aksi penangkapan oleh militer Mesir. Makanya, saya harap anak saya segera dievakuasi," kata Ratna saat dihubungi lewat ponselnya, Senin (7/2/2011) malam.

Saat komunikasi dengan putranya, Ratna juga sempat berbincang dengan Ketua Himpunan Mahasiswa Medan (HMM) M Ikbal Afifuddin yang ada di Mesir.

"Kata Ikbal, besok mereka akan dievakuasi. Tapi saat saya tanya jam berapa, dia tidak tahu pasti," ujarnya. Abuzar mengatakan kepada Ratna sudah banyak penangkapan terhadap warga negara Indonesia.

"Mereka ditangkapi, dituduh memprovokasi orang yang demo. Di sini kasar-kasar sekali polisinya, terutama kepada orang asing," ujar Ratna menirukan perkataan anaknya yang juga merasa takut.

Abuzar juga mengatakan, hanya Indonesia yang belum menyelesaikan evakuasi. Pelajar dari negara lain sudah dievakuasi semua.

Memang, menurut Abuzar, toko-toko sudah buka, tapi mereka tetap takut keluar rumah karena takut diinterogasi.

"Mereka khawatir ditanyai polisi. Nanti salah menjawab, bisa kacau. Karena kawannya pernah diinterogasi polisi, ditanya kenapa mereka tidak dievakuasi, ya kawannya pun bingung menjawab," kata Ratna.

Ia mengatakan, Abuzar dan teman-temannya resah. "Katanya terkadang bahasanya tidak konek antara polisi dengan mereka. Karena yang mereka pelajari bahasa Arab aslinya, bukan bahasa Arab yang lazimnya (kasar). Jadi mereka takut keluar. Tapi kan nggak mungkin juga 24 jam di dalam rumah. Sekarang tidak ada lagi yang berani salat ke masjid sebab jam malam sudah tidak berlaku lagi," kata Ratna.

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan