Polemik Ahmadiyah
Saksi Perusakan Rumah Ahmadiyah Dipulangkan
Ketujuh saksi yang sempat dimintai keterangan secara intensif jajaran Satreskrim tersebut, merupakan santri dan ustad Pontren As-Syafiiyah
Editor:
Harismanto
TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Tujuh saksi dalam aksi perusakan dan pembakaran rumah Jemaah Ahmadiyah di Kampung Tolenjeng, Desa Sukagalih, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (29/3/2011) malam lalu, akhirnya dipulangkan Polresta Rabu (30/3/2011) petang karena tak ditemukan keterlibatan mereka dalam aksi itu.
Ketujuh saksi yang sempat dimintai keterangan secara intensif jajaran Satreskrim tersebut, merupakan santri dan ustad Pondok Pesantren (Pontren) As-Syafiiyah, Kampung Cikubang, Desa Sukagalih, yang baru saja mengikuti kegiatan pengajian di sebuah mesjid, tak jauh dari lokasi aksi amuk massa.
"Mereka sudah dipulangkan semuanya, karena dari hasil pemeriksaan, tidak menemukan bukti keterlibatan mereka dalam aksi tersebut," ungkap Kabagops Polresta Tasikmalaya, Kompol Yono Kusyono, di Mapolresta, Kamis (31/3/2011).
Sementara Kapolresta, AKBP M Hendra, sebelumnya menyatakan, pihaknya sangat berhati-hati melakukan pemeriksaan agar tidak ada kesalahan sedikit pun.
Seperti diberitakan kemarin, sekitar 100 warga tak dikenal melakukan penyerangan terhadap rumah Mubarik (63), anggota Jemaah Ahmadiyah, di Kampung Tolenjeng, yang menyebabkan seluruh kaca dan sebagian genting rumah hancur. Tak hanya itu, massa yang berhasil masuk ke dalam mengobrak-abrik seisi rumah. Tercatat beberapa perabot rumah tangga rusak, termasuk tiga unit pesawat pelevisi.
Tak hanya itu, massa juga merangsek ke sebuah rumah tunggu peternakan milik Iyos (66), kakak kandung Mubarik, sekitar 200 meter dari rumah Mubari. Massa kemudian membakar rumah semi permanen di atas kolam tersebut hingga ludes rata dengan tanah. Sebuah mesin jahit berikut dua lusin bahan konveksi turut hangus.
Selain memulangkan ketujuh saksi, polisi juga memastikan keluarga Mubarik dalam keadaan aman dan diungsikan ke rumah kerabat di suatu daerah. Saat massa datang, di rumah selain ada Mubarik, juga Enung (53) istrinya, An An (20) anak bungsunya, serta Uha (86) ibu kandungnya yang tengah sakit. Dengan bantuan polisi seluruh anggota keluarga berhasil menyelamatkan diri.
Pemantauan di lokasi, Kamis (31/3), police line masih dipasang dan aparat masih melakukan penjagaan. Sejumlah warga masih berdatangan untuk melihat lokasi rumah yang hangus. Situasi Kampung Tolenjeng sendiri sudah normal dan sejak Rabu (30/3) warga setempat sudah melakukan aktivitas seperti biasa.
Ustad Yayat dari Pontren As-Sayfiiyah, menyatakan, sewaktu ia bersama santri melaksanakan pengajian, melihat massa merangsek menuju rumah Mubarik. Karena penasaran, ia bersama para santri menuju lokasi untuk melihat apa yang terjadi. Ternyata massa tak dikenal itu melakukan pelemparan dan disusul aksi pengrusakan. "Jadi kedatangan kami ke lokasi hanya melihat saja," ujarnya. (*)