DPRD Balikpapan Desak Pelabuhan Petikemas Dipercepat
DPRD Kota Balikpapan mendesak Pemkot segera merealisasikan pembangunan petikemas di Km 13 Soekarno Hatta Balikpapan Utara.
Editor:
Anita K Wardhani

TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - DPRD Kota Balikpapan mendesak Pemkot segera merealisasikan pembangunan petikemas di Km 13 Soekarno Hatta Balikpapan Utara. Ini mengingat pelabuhan tersebut sebagai solusi (jalan keluar) terkait bongkar muat petikemas di Balikpapan.
Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan Syukri Wahid mengatakan, kondisi Pelabuhan Semayang yang saat ini juga dijadikan tempat bongkar muat petikemas membuat pelabuhan tersebut kumuh, kotor bahkan tidak layak sebagai pelabuhan yang notabene tersibuk di Kalimantan. Untuk itu Syukri berharap pembangunan pelabuhan petikemas di Km 13 bisa segera dilakukan lebih cepat.
"Pelabuhan Semayang itu kan bukan untuk pelabuhan petikemas, tapai karena tidak ada lagi pelabuhan maka dilakukan bongkar muat disitu. Sehingga kondisinya sangat memprihatinkan, makanya pembangunan pelabuhan petikemas di Km 13 segera direalisasikan bahkan kalau bisa dipercepat pembangunannya," katanya, Sabtu (2/4/2011).
Menurut Syukri, permasalahan bongkar muat kebutuhan pokok petikemas di Semayang, yang juga berimpilikasi terhadap arus transportasi darat yakni banyaknya kendaraan besar yang melintas di jalan protokol kota membuat kota semakin padat dan kerap terjadi kemacetan bahkan rawan kecelakaan.
Lahirnya Perwali No 33 tahun 2009 tentang larangan jam edar bagi kendaraan besar untuk membatasi kendaraan besar yang juga berasal dari bongkar muat di Semayang.
"Makanya kalau pelabuhan petikemas Km 13 rampung maka kondisi itu bisa teratasi, dan kendaraan besar juga tidak akan melintas ke dalam kota," katanya
Selain itu, banyaknya gudang-gudang kebutuhan pokok yang terletak di tengah kota membuat kendaraan besar itu juga masuk ke dalam kota dan juga menyumbang kemacetan. Untuk itu ia berharap agar pemkot merubah siteplan dan konsep tata kota terhadp gudang kebutuhan pokok, misalnya dipindah ke wilayah utara di kawasan industri kariangau (KIK).
"Bayangkan saja gudang kebutuhan pokok itu kan berada di tengah kota di kawasan Gunung Malang, nah kalau pelabuhan petikemas dan gudang kebutuhan pokok itu terpadu di KIK maka semua keresahan itu bisa diatasi," katanya.