helikopter jatuh
Cerita di Balik Evakuasi: Bau Avtur Jadi Petunjuk Lokasi
Tidak mudah mencari lokasi jatuhnya heli Nyaman Air yang membawa 10 penumpang, termasuk 9 karyawan Nusa Halmahera Minerals

Terpisah, Perwira Operasi Ade Rahmat menjelaskan, pencarian malam itu merupakan inisiatif kesatuannya semata demi kemanusiaan. "Kami diperintahkan komandan batalyon kumpul jam delapan malam, dan melakukan persiapan pembentukan tim (SAR)," sebut Ade. Dua jam kemudian, tim sudah tiba di hutan Gunung Duasudara.
"Kami bersama marinir langsung turun ke lokasi. Dari kami angkatan darat turun dua pleton," sebut Ade. Bersama tim marinis, tim pencarian paling pertama berangkat itu lantas berkoordinasi dan merancang strategi penemuan lokasi.
"Kami sudah masuk ke hutan mencari para korban pada jam 10 malam. Kami garis terdepan dalam pencarian korban helikopter," jelasnya.
Hanya berselang satu jam setelah mereka berangkat, Tim pencarian dari Basarnas dan kepolisian bersama dengan warga sekitar bergabung. Mereka lebih dulu berkoordinasi di rumah seorang warga setempat. Kapolres Bitung AKBP Satake Bayu memimpin langsung operasi pencarian dan menjadikan Balai Kelurahaan Dusudara base camp pencarian. Tim sepakat melakukan pencarian pukul 05.00 Wita.
Polresta kata Bayu, menerjukan dua peleton. "Kami yakin pagi hari lebih mudah pencarian," katanya. Argumentasinya diperkuat George Randang, Koordinator Rescue Basarnas Bitung. Alasannya kondisi alam Gunung Duasudara tak memungkinkan evakuasi malam hari. "Kami sudah coba terjunkan tim, namun banyak kendala. Cuaca berkabut," kata Randang.
Bahkan, saat menyisir sejumlah anggota mereka nyaris celakan lantaran sebuah pohon tiba-tiba tumbang akibat tiupan angin kencang. "Tadi saja ada beberapa anggota kami yang hampir terkena jatuhan batang pohon karena tiupan angin," sebutnya menyebut alasan pihaknya menunda pencarian malam itu.