Rabu, 1 Oktober 2025

Tiga Tahun Cengkeh di Nagekeo Tidak Berbunga

Selama tiga tahun tanaman cengkeh di Desa Kelewae, Kecamatan Boawae,Kabupaten Nagekeo, NTT, tidak berbunga.

Editor: Romualdus Pius

Laporan Wartawan Pos Kupang, Okto Manehat

TRIBUNNEWS.COM,MBAY - Selama tiga tahun tanaman cengkeh di Desa Kelewae, Kecamatan Boawae,Kabupaten Nagekeo, NTT, tidak berbunga.

Masalah ini akibat perubahan cuaca atau dampak dari hujan yang terjadi terus-menerus di wilayah tersebut.

Seperti yang disaksikan Pos Kupang di desa Kelewae, Minggu (6/11/2011) tanaman cengkeh yang berdiri tegak dengan daun yang rimbun  menghiasi sepanjang bibir jalan maupun di halaman rumah masyarakat, tidak satu pun pohon yang terlihat ada bunga cengkeh.

Kepala Desa Kelewae, Johny Mere. S.Sos dan seorang warga setempat, Vinsen yang di konfirmasi Pos Kupang di desa itu mengatakan, ribuan pohon cengkeh di desa itu sudah tiga tahun belakangan ini tidak berbunga.

Masalah ini, jelas Mere, karena anomaly cuaca. Dimana akibat terjadi hujan yang berkepanjangan, sehingga mempengaruhi produksi bunga cengkeh.

“Pengalaman kami, jika  tanaman cengkeh selalu kenah hujan, maka cengkeh tidak bisa berbunga. Buktinya, selama tiga tahun belakangan ini, karena hujan yang cukup panjang diwilayah ini, dampaknya tanaman cengkeh tidak berbunga,”ungkap Kades jebolan Fisip Undana ini.

Mere berharap, cuaca tahun ini dapat normal kembali, agar tanaman cengkeh masyarakat dapat berbunga kembali. Hal ini agar masyarakat tidak mengalami kehilangan pendapatannya dari tanaman cengkeh seperti tahun-tahun sebelumnya.

Mere melanjutkan, tanaman cengkeh meski tiga tahun tidak berbunga, tetapi dari segi pendapatan masyarakat di desa itu tidak berkurang jauh. Pasalnya, jelas Mere, masyarakat masih memiliki tanaman komoditi lainnya, dan ternak yang bisa menghasilkan uang.

“Kami masih punya kemiri, kakao, dan kopi. Harganya cukup baik. Harga kemiri beberapa bulan ini mencapai Rp 23.000 perkilo.

selain tanaman komoditi, masyarakat juga memiliki ternak, baik sapi, kerbau, babi, dan kambing. Semua masyarakat didesa kami memiliki ternak,”ungkap Mere.

Ditanya apakah Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) telah melihat masalah yang terjadi pada tanaman cengkeh masyarakat, Vinsen mengatakan, dirinya tidak mengetahui apakah PPL telah melihat atau tidak. Namun, ungkap Vinsen, masalah yang dialami tanaman cengkeh tersebut sudah sering terjadi di desa itu

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved