Jembatan Tenggarong Ambrol
Kisah Sekeluarga Tewas: Halo, Saya Lagi Macet di Jembatan
Rumah tangga yang sudah dibangun Budi Yanto-Rusmini selama 12 tahun sangat harmonis. Namun kini mereka tewas di jembatan tenggarong
Editor:
Yulis Sulistyawan

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Doan E Pardede
TRIBUNNEWS.COM, TENGGARONG - Rumah tangga yang sudah dibangun Budi Yanto-Rusmini selama 12 tahun sangat harmonis bahkan mereka pun jarang ribut. Pasangan muda ini juga memanjakan ketiga buah hatinya, yakni Aldy (12), Alisha (9) dan Alicia ( 6 bulan). Namun kini, kelimanya telah tiada bersama dengan runtuhnya jembatan Tenggarong, Sabtu (1/12/2011).
Yessa Alhananda, salah seorang keluarga dari Budi Yanto menuturkan, Budi bersama keluarganya berencana pergi ke Samarinda. Hal itu biasa dilakukan Budi dan keluarga di akhir pekan. Budi biasa membawa anak-anaknya jalan-jalan ke Samarinda yang dianggap lebih ramai dari Tenggarong.
"Mas Budi biasa membawa Aldy dan adik-adiknya ke Samarinda buat jalan-jalan. Selalu berlima dan selalu pulang hari. Jadi, berangkat sore kira-kira jam 3 atau jam 4 lalu pulang malam sekitar jam 9 atau jam 10. Biasanya begitu kalau akhir pekan," kata Yessa.
Hal senada juga dikatakan Bambang, paman dari Aldy, Alisha dan Alicia. Komunikasi terakhir yang terjadi dengan Budi terjadi pada Sabtu (26/11/2011), tepat waktu Budi dan keluarga berangkat ke Samarinda.
"Saya telepon mas Budi, jadi atau tidak ke Samarinda karena kita sudah ada janji nonton bola malamnya. Katanya jadi dan Mas Budi bilang sudah berangkat, sedang di Jembatan Kutai Kertanegara terjebak macet," kata Bambang.
Lalu tidak lama kemudian Bambang mendapat pesan singkat dari temannya yang mengatakan Jembatan Kutai Kertanegara runtuh.
"Saya anggap angin lalu pesan teman itu. Tidak lama kemudian teman saya kirim foto ambruknya jembatan ke saya. langsung perasaan saya tidak enak dan teringat baru saja mas Budi bilang posisinya terjebak di jembatan. Saya telepon sudah tidak aktif lagi, semua saya telepon, Rusmini, Aldy dan Alisha tidak ada yang aktif. Perasaan saya sudah tidak menentu. Saya langsung ke rumah sakit untuk melaporkan kehilangan anggota kelurarga.
Saat ini menurut Yessa dan Bambang, yang terpenting adalah semua jenazah bisa ditemukan dan bisa dikebumikan dengan layak. Pihak keluarga sudah mengikhlaskan kepergian Budi Yanto dan keluarganya.
Jenazah yang pertama kali ditemukan adalan Alicia pada Minggu (27/11/2011). Bocah kecil ini ditemukan tidak jauh dari lokasi kejadian mengapung tidak bernyawa bersama tas baby yang biasanya dibawa ibunya. Esoknya, Senin (28/11/2011) ditemukan jenazah Aldy, Alisha dan Rusmini. Identifikasi Aldy sendiri agak sulit dilakukan sehingga pihak keluarga harus mendatangkan ijazah untuk mencocokkan sidik jarinya.
Selang satu hari kemudian, Rabu (30/11/2011) jenazah Budi ditemukan sehingga lengkaplah sudah satu keluarga yang tewas menggunakan mobil Xenia bersamaan dengan ambruknya Jembatan Kutai Kertanegara.
Keluarga besar Sukma Jaya sudah merelakan kepergian satu keluarga ini. Jenazah Budi Yanto sendiri akan dikebumikan di Loa Kulu, tempat istri dan ketiga anaknya telah terlebih dahulu dimakamkan dalam sebuah lubang. Pihak keluarga sebenarnya menginginkan agar dalam makam, Budi disandingkan dengan istrinya Rusmini lalu diikuti anak dari yang paling besar hingga terkeccil. Tetapi karena kondisi makam tidak memungkinkan, maka jenazah Budi akan ditempatkan disamping Alicia, putri bungsunya yang masih berusia 6 bulan. (*)