Senin, 1 September 2025

Gelombang Pasang Hantam Pesisir Kalsel

Raut trauma menghiasi wajah warga Desa Pantai Harapan Bumi Makmur kabupaten Pelaihari. Desa yang dihuni 600 jiwa itu, kini bak kampung mati.

Editor: alfons nedabang
zoom-inlihat foto Gelombang Pasang Hantam Pesisir Kalsel
Banjarmasin Pos/Elpian Ahmad
Puing-puing rumah warga Desa Tanahlaut setelah diterjang gelombang pasang, Senin (19/3/2012).

Laporan Wartawan Banjarmasin Pos, Elpian Ahmad

TRIBUNNEWS.COM, PELAIHARI - Raut trauma menghiasi wajah warga Desa Pantai Harapan kecamatan Bumi Makmur kabupaten Pelaihari. Desa yang dihuni sekitar 600 jiwa itu, kini bak kampung mati.

Tidak ada aktifitas warga di daerah pesisir Tanahlaut yang berjarak sekitar 50 kilometer dari kota Pelaihari itu. Warga hanya duduk sambil memandangi puing-puing bangunan rumah yang rusak diterjang gelombang pasang, Senin sore (19/3/2012).

Gelombang datang tiba-tiba, menerjang dam merobohkan lima rumah warga hingga rata dengan tanah.

"Kami mengira tsuami, karena gelombangnya besar sekali sampai rumah roboh dan kelotok kami sampai masuk rumah," kenang Setiawan, warga Desa Pantai Harapan.

Saking tingginya air yang meluber ke permukiman tersebut, membuat warga berusaha menyelamatkan keluarga ke lokasi lebih tinggi seperti naik ke meja dan naik ke loteng. Anak-anak diamankan ke tempat tangga tandon air bersih yang tingginya mencapai empat meter.

Peristiwa itu berlangsung selama 45 menit dengan ketinggian air mencapai leher orang dewasa. Tiupan angin yang sangat kencang membuat suasana di desa itu menakutkan.

"Kemarin anak-anak saya naikan ke tempat tandon itu. Tandonnya kami turunkan karena takut anak-anak tenggelam dan terseret arus," kisah Niah.

Malam harinya, warga memilih mengungsi ke masjid yang ada di pemukiman tersebut. Sementara kaum pria tetap melakukan penjagaan untuk mengantisipasi kejadian serupa.

Hingga saat ini masyarakat belum melaksanakan aktifitas, karena takut kejadian serupa bakal memorakporandakan kampungnya lagi. Warga hanya duduk sambil berusaha membersihkan harta bendanya yang masih bisa dimanfaatkan seperti kursi, meja maupun aneka perabot lainnya. Mayoritas warga memilih santai sambil mengawasi barang-barangnya yang sudah dikemasi.

Di sepanjang jalan Desa Sungai Rasau yang menjadi jalur utama menuju desa Pantai Harapan, pasca terjadinya gelombang besar warga mulai membersihkan kampung dan rumahnya, Selasa (20/3/2012). Mulai aktifitas membersihkan sampah yang ada di rumah, menjemur kasur, kursi hingga mengeringkan benih padi karena tergenang air gelombang tersebut.

Bahkan akses jalan menuju desa Pantai Harapan di kawasan pesisir itu juga putus. Ada dua jembatan Seka Banyamuk yang terbuat dari kayu ulin yang panjangnya sekitar 20 meter hancur dan puing-puing kayu badan jembatan larut terbawa arus. Sehingga untuk bisa menuju ke kampung tersebut harus menggunakan jasa kelotok. Termasuk saat pengiriman logistik oleh badan penanggulangan bencana daerah provinsi Kalsel dan Pemkab Tanahlaut.

Karena jika melalui jalur laut sangat berbahaya. Selain gelombang masih tinggi, angin kencang masih mewarnai kawasan laut tersebut. Sehingga tim penanggulangan bencana memilih menggunakan jalur darat sejauh lima kilometer.

Bahkan sepanjang jalan tersebut banyak hambatan. Selain banyaknya kayu yang larut terbawa gelombang, juga sedikitnya empat buah tiang kabel listrik roboh. Sehingga menutup akses jalan menuju desa tersebut.

Pemandangan serupa terlihat di kawasan Pantai Takisung. Gelombang air laut tersebut juga menerjang rumah warga meskipun tidak terlalu parah. Karena hanya menggenangi rumah warga. Namun kios-kios sederhana di pasar tersebut hancur diterjang ganasnya ombak dan gempuran angin.
Sementaranya, adanya kabar ada nelayan yang belum jelas keberadaannya itu hingga kini sebagian ternyata ikut keluarganya mengungsi ke rumah anggota keluarganya di kawasan Pelaihari.

"Kemarin karena panik saja, padahal mereka sudah bersama keluarganya meninggalkan kampung," ujar Udin, salah seorang warga.

Begitu juga di kawasan Batakan. Meski air yang menggenangi rumah warga sudah surut dari ketinggian lutu orang dewasa, namun mayoritas warga tetap memilih bertahan di cottage tidak jauh dari pantai tersebut. Karena bangunan itu posisinya lebih tinggi karena bangunannya menggunakan sistem panggung.

Sementara para warga yang berprofesi sebagai nelayan juga memilih istirahat sambil menunggu gelombang laut bersifat ramah lagi. Karena tiupan anggin masih cukup kencang dan disertai hujan di kawasan itu.

"Warga masih takut, makanya masih bertahan di sini. Karena takutnya masih ada gelombang susulan yang lebih besar," ujar Asmad.

Bupati Tanahlaut Adriansyah langsung mengerahkan jajarannya untuk mengirimkan bantuan berupa beras 1,5 ton, mie instan, sarden, kecap, dan air kemasan ke permukiman yang terkena sapuan gelombang tinggi tersebut. Bahkan orang nomor satu di Bumi Tuntung Pandang itu langsung menyerahkan bantuan kepada warga Desa Pantai Harapan kecamatan Bumi Makmur.

"Kami minta kepada petugas untuk selalu siaga, jangan sampai ada warga yang kelaparan dan sakit," katanya.

Selain itu pihaknya terus melakkukan kordinasi dengan jajaran penanggulangan bencana provinsi Kalsel, untuk turut memberikan bantuan makanan dan obat-obatan khususnya di permukiman tersebut karena yang mengalami kerusakan paling parah.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan