Gempa Bumi Landa Sumatera
Panik, Pengunjung Medan Fair Berhamburan Tanpa Bayar Tagihan
Gempa tektonik berkekuatan 8,5 Skala Richter, yang mengguncang Aceh dan sekitarnya, menimbulkan
Editor:
Anwar Sadat Guna

Laporan Wartawan Tribun Medan
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Gempa tektonik berkekuatan 8,5 Skala Richter, yang mengguncang Aceh dan sekitarnya, menimbulkan kepanikan massal di Medan, Sumatera Utara (Sumut), Rabu (11/4/2012).
Pengunjung mal, pekerja kantor, bahkan pasien rumah sakit berhamburan keluar saat gempa pertama pada pukul 15.38 WIB.
Pantauan Tribun, ribuan pengunjung Medan Fair berhamburan dari lantai atas, setelah orang-orang berlarian sambil berteriak gempa.
Peringatan jangan panik dari satpam tak dihiraukan, sehingga ketika berlarian itu banyak yang terjatuh. Seorang bapak yang sedang menggendong anaknya dengan paniknya berlari ke arah atrium tanpa memperhatikan tangga dan terjatuh. Anak balitanya ikut cedera memar di bagian kepala.
Hingga beberapa menit, pelataran Medan Fair seperti lautan manusia. Banyak orang mengeluhkan pusing karena guncangan tak kunjung berhenti.
Kebanyakan dari mereka berusaha menelepon sanak saudara yang ternyata dikeluhkan karena jaringan seluler sempat hilang. Sebagian besar siap dengan kamera dan ponselnya untuk menangkap kejadian di sekitar pelataran plaza itu.
Lima belas menit setelah kejadian itu pengunjung mal masih bertahan di luar bahkan banyak dari antara mereka yang memutuskan untuk pulang.
Setengah jam kemudian mal sudah dipenuhi pengunjung lagi dan toko-toko kecil dan besar seperti Carrefour sempat tutup dua kali dan buka beberapa jam setelahnya.
Gempa susulan menyebabkan pengunjung jauh lebih panik dibanding sebelumnya.
Sekali lagi orang-orang berhamburan mencari pintu keluar tanpa memperhatikan sekitarnya.
Kali ini toko tutup lebih banyak dan beberapa dari mereka mengaku banyak costumer yang tadi belum membayar tagihan seperti makan pulang tanpa membayar.
Kepanikan yang lain masih terjadi di kantor informasi setelah beberapa menit gempa susulan. Seorang anak sekitar 8 tahunan yang mengaku tinggal di daerah USU kehilangan orangtuanya.
Anak itu terus menangis minta pulang. Yudi, Marcomm Medan Fair mengatakan baru pukul 20.00 WIB, orangtuanya bertemu sang anak.
Tak seheboh gempa awal, begitu guncangan hilang pengunjung kembali lagi ke mal dengan rutinitas seperti biasa seperti tak terjadi apa-apa sebelumnya.
Hanya karyawan-karyawan cafe atau restoran sibuk berkeliling mencari pelanggannya yang tadi kabur karena gempa untuk diminta tagihan.
Kerugian secara keseluruhan di mal akibat gempa itu belum diprediksi. Yudi, Marcomm Medan Fair mengatakan belum ada tenant yang melaporkan kerugian akibat gempa. Namun beberapa konsumen sempat mempertanyakan proses pembayaran atau sejenisnya yang tadi kacau karena petugas dan konsumen berhamburan ke luar mal.