Senin, 18 Agustus 2025

Bisnis Miniatur Bus Setelah Enam Tahun Kerja di Karoseri

Bus-bus itu tersusun rapi di dua rak kayu bersusun, layaknya menunggu penumpang di terminal.

zoom-inlihat foto Bisnis Miniatur Bus Setelah Enam Tahun Kerja di Karoseri
NET
Miniatur bus

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Bus-bus itu tersusun rapi di dua rak kayu bersusun, layaknya menunggu penumpang di terminal.

Motif bus yang satu dengan lainnya berlainan. Motifnya menyamai bus terkenal di Indonesia, khususnya yang melayani rute antarkota dan antarprovinsi, seperti Safari Dharma Raya, dan bus khusus pariwisata.

Miniatur bus itu terbuat dari fiber, dengan skala 1 banding 35. Bannya pun dari fiber rubber cair yang dicetak. Bus-bus ini dibuat Hardy Adiluhung sejak akhir tahun lalu. Per unit dijual seharga Rp 250 ribu, dengan waktu pengerjaan sekitar 20 hari.

Selama sekitar enam tahun, Hardy bekerja di sebuah perusahaan bus di Ungaran, Jawa Tengah. Tugasnya mendesain atau body builder bus. Dari tugasnya itu, lulusan Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Bandung pada 2003, tahu semua desain bus di Indonesia.

"Tapi, saya ingin balik lagi ke Bandung, ke kampung. Iseng-iseng ingin bikin fiber custom di bidang otomotif. Saya dulu bekerja di karoseri bus, tapi kemudian ingin berwiraswasta," katanya ketika ditemui Tribun di rumahnya, di Jalan Setiabudi No 186, Rabu (16/5/2012) siang.

Dua bulan sebelum keluar dari tempat kerjanya, Hardy sudah memulai mencoba membuat miniatur bus. Bahkan, dia sudah menerima pesanan dari sejumlah pihak, termasuk pengusaha bus.
Tidak terlalu sulit untuk membuat miniatur bus. Hanya butuh ketelitian.

Saat ini, Hardy baru membuat dua karoseri bus, yaitu Laksana dan Adiputro. Padahal, di Indonesia banyak karoseri bus, dan yang terkenal hanya lima.

"Awalnya saya bikin modelling. Bahan bakunya fiber yang mudah ditemukan. Lalu, saya bikin blue print. Motif bus apa, sebenarnya sesuai permintaan. Saya lama di karoseri, dan saya tahu tentang desain bus di Indonesia," tutur pria berkulit putih.

Hardy sudah membuat cetakan untuk dua karoseri. Setelah fiber dibentuk menurut apa yang diinginkan, tinggal ditempeli stiker, dicat, dan dilakukan finishing. Sebenarnya tidak membutuhkan waktu lama, kalau tidak banyak pesanan atau antrean. Bahkan, rata-rata Hardy bisa membuat 30 unit per bulan.

"Ada beberapa teman reseller, dan saya lebih sering menjual via online. Yang pesan banyak yang merupakan komunitas, perusahaan bus, atau yang hobi mengoleksi miniatur bus. Alhamdulillah, paling banyak pembeli dari Bogor, Jakarta, dan Tangerang. Bali dan Aceh juga ada," ungkapnya.

Hardy dibantu sejumlah temannya untuk mencetak fiber dan pengerjaan stiker. Namun, untuk desain, pemasangan ban, dan finishing, ia melakukannya sendiri. Setelah membuat miniatur bus, Hardy berencana membuat miniatur angkot dan sedan dari fiber juga.

"Modal awal saya Rp 10 jutaan. Pada dasarnya, seni desain ada sedikit egoisme. Saya memiliki keinginan berkarya, dan dijual dengan hasil keringat sendiri. Kalau di perusahaan, sebagus apapun desainnya, yang dilihat ya nama perusahaannya. Tidak usah takut tidak dapat makan, karena saya punya keahlian," paparnya. (*)

BACA JUGA

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan