Jumat, 15 Agustus 2025

Menteri Kesehatan Baru

Perempuan Asal Wajo Calon Menkes

Julian dan Nafsiah secara terpisah enggan berkomentar lebih jauh mengenai hal tersebut.

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Perempuan Asal Wajo Calon Menkes
Nafsiah Mboy perempuan asal Wajo ini docalonkan menjadi Menteri Kesehatan

TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Meninggalnya Menteri Kesehatan (Menkes) R Endang Sedyaningsih, 2 Mei lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah memiliki beberapa nama calon pengganti. Nama menteri Kesehatan yang baru akan diumumkan sendiri oleh Presiden SBY.

“Nanti Presiden akan mengumumkan sendiri sebelum berangkat ke Brasil,” ungkap Juru Bicara Kepresidenan Julian Pasha kepada wartawan Istana Kepresidenan, saat dikonfirmasi, Jumat (8/6/2012).

Pengumuman nama pengganti alamarhum Endang dijadwalkan akan dilakukan bersamaan dengan terbitnya Keppres baru pengangkatan Wakil Menteri. Nama yang beredar sebagai calon Menkes yakni Sekretaris Nasional Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Dr Nafsiah Walinono Mboi, DSpA, MPH.

Julian dan Nafsiah secara terpisah enggan berkomentar lebih jauh mengenai hal tersebut. “Saya tidak bisa berkomentar,” kata Julian. Adapun Nafsiah ketika dikonfirmasi wartawan, hanya tertawa. "Kalau jadi kandidat sih sejak tahun 2004," katanya tak lepas dari tawa.

Nafsiah Mboi memang sempat dikabarkan menjadi calon menteri kesehatan tahun 2004. Belakangan, nama Nafsiah terpental dan yang berada di posisi itu, Fadilah Supari.

Nafsiah Walinono yang lahir di Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, 14 Juli 1940, merupakan anak kedua dari enam bersaudara dari pasangan keluarga terpandang di Sengkang, kota yang terkenal dengan sarung sutranya.

“Beliau adalah orang Sengkang dan masih memiliki banyak keluarga di Sengkang. Jika tidak sibuk Ibu Nafsiah biasa ke Sengkang,” kata Wakil Rektor II Universitas Hasanuddin (Unhas) Dr dr Wardihan Sinrang, saat dihubungi Tribun Timur, Jumat (8/6/2012).

Wardihan yang juga lahir di Sengkang menyebut Nafsiah sebagai pribadi yang hangat, bersahaja, peduli dengan lingkungan sekitarnya, dan tidak sombong.

Dari blog Algooth Putranto disebutkan, Nafsiah merupakan anak kedua dari enam bersaudara pasangan Andi Walinono dan Rahmatiah Sonda Daeng Badji.

Ayah Nafsiah adalah hakim yang pernah bertugas di Ujungpandang, Surabaya, Jayapura, dan Jakarta. Sedangkan Rahmatiah, perempuan ningrat Bugis yang peduli dengan pendidikan tinggi. Adapun kakek Nafsiah, Sonda Daeng Matajang, mengirim putrinya melanjutkan pendidikan di Bandung.

Ini yang menjadikan keluarga ini punya wawasan yang luas. Kakak pertama Nafsiah, Prof Andi Hasan Walinono, merupakan mantan Rektor Unhas. Hasan juga mantan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Rl, dan pernah menjadi Menteri Pendidikan.

Sedangkan adik Nafsiah, Andi Erna Anastasjia Walinono atau lebih dikenal dengan nama Erna Witoelar (lahir di Wajo, 6 Februari 1947) adalah mantan Menteri Permukiman dan Pengembangan Wilayah dan Menteri Lingkungan Hidup pada Kabinet Persatuan Nasional. Ia meraih gelar sarjana pada tahun 1974 dari Jurusan Teknik Kimia, Institut Teknologi Bandung.

Erna Witoelar dikenal sebagai aktivis lingkungan dan pernah menjabat ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pada periode 1986 sampai dengan 1989. Ia adalah kakak ipar Wimar Witoelar dan istri dari Rachmat Witoelar, Menteri Negara Lingkungan Hidup pada Kabinet Indonesia Bersatu.

Nafsiah sendiri besar di Jakarta. Saat itu ayahnya mengambil sekolah ahli hukum di Fakultas Hukum Universitas Indonesia saat Nafsiah masih duduk di bangku SMP kelas I. Nafsiah melanjutkan SMP-nya di Santa Theresia dan SMA di Santa Maria.

Ketika masuk FK UI di Salemba, Nafsiah bertemu Aloysius Benedictus Mboi, yang akrab dipanggil Ben Mboi. Kakak kelas sekaligus Ketua Masa Pra Mahasiswa (Mapram).
Ben lulus pada 1961 dan sempat terjun bersama Benny Moerdani saat operasi Trikora di belantara Papua Barat pada 1962. Persis setelah Nafsiah lulus pada 1964 mereka menikah. Keduanya kemudian bergabung sebagai dokter sukarelawan Dwikora.

Tugas mereka adalah melayani kesehatan masyarakat di wilayah terluar republik ini. Sebetulnya Nafsiah kebagian jatah di Timor, tetapi karena sudah menikah maka dia ditempatkan di Ende selama tiga tahun.

Nafsiah Dokter spesialis anak dan mendapat gelar MPH di Belgia. Ia aktif di bidang HAM dan pernah menjadi ketua komite hak-hak anak untuk PBB.

Nafsiah juga sempat menjadi Direktur Departemen Kesehatan Perempuan dan Gender di Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Di bidang pemerintahan, ia pernah menjadi anggota MPR RI (1982-1987). Ia juga pernah menjabat sebagai wakil ketua komnas perempuan. Pada tahun 1986, Ben dan Nafsiah mendapat penghargaan Ramon Magsaysay atas kepedulian mereka di bidang kesehatan.

Nafsiah pernah menjadi PNS di Kemenkes selama 35 tahun sebelum menjadi anggota MPR RI (1982-1987). Nafsiah ditunjuk menjadi Sekretaris Nasional Komisi Penanggulangan AIDS oleh Presiden sejak tahun 2006.(apr/fik)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan