Bocah Enam Tahun Dibunuh dan Dimasukkan ke Gentong
ENR, bocah perempuan berumur enam tahun warga Garut, tewas secara tragis di tangan tetangganya sendiri, SR (16).
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - ENR, bocah perempuan berumur enam tahun warga Garut, tewas secara tragis di tangan tetangganya sendiri, SR (16).
ENR ditemukan tak bernyawa dalam gentong tempat penampungan air di rumah SR. Wakil Kepala Polres Garut Kompol Legawa Utama mengatakan, pembunuhan diketahui setelah orangtua korban melapor ke polisi. karena anaknya belum pulang ke rumah hingga pukul 19.00 WIB pada Kamis (7/6/2012).
Padahal, menurut Legawa, biasanya ENR yang diketahui baru pulang mengaji, selalu tiba di rumah tak lebih dari pukul 18.00 WIB.
Karena si anak belum pulang, orangtua dan beberapa orang kerabat korban lantas melakukan pencarian. Namun, hingga pukul 22.00 WIB, pencarian mereka tak membuahkan hasil. Orangtua ENR lantas melapor ke polisi.
Beberapa jam kemudian, polisi akhirnya berhasil menemukan ENR di rumah tetangganya, SR, yang hanya berjarak lima meter dari rumah korban.
"Setelah dicari-cari, korban ditemukan di dalam tong berisi air oleh anggota kami, sekitar pukul 02.00 WIB. Korban saat itu sudah meninggal dunia," ujar Legawa saat ditemui di Mapolres Garut, Jumat (8/6/2012).
Ditemukannya korban di rumah pelaku, lanjutnya, berawal dari keterangan orangtua dan beberapa orang tetangga lain, bahwa biasanya korban bermain di rumah SR bersama adik perempuan SR, yang usianya tak beda jauh dengan korban.
"Orangtua dan warga lain sempat menanyakan keberadaan korban kepada pelaku. Namun, pelaku selalu menjawab tidak tahu. Akhirnya, anggota kami mencoba memeriksa isi rumah pelaku, dan berhasil menemukan korban," ungkap Legawa.
ENR tewas setelah pelaku memasukkan tubuh mungil korban ke dalam gentong plastik setinggi satu meter berisi air. SR sebelumnya meminumkan cairan parfum ke dalam mulut korban.
"Karena panik melihat korban meronta-ronta, pelaku kemudian membawa korban ke kamar mandi, dan memasukkan korban ke dalam gentong air. Setelah itu, pelaku menutup gentong hingga tidak ada udara," papar Legawa.
Diduga kuat, pelaku mengalami depresi berat, setelah ditinggalkan kedua orangtuanya ke luar negeri, dan harus mengurus ketiga adiknya seorang diri.
Karena harus menggantikan peran kedua orangtuanya yang bekerja sebagai TKI di Arab Saudi, gadis berambut sebahu terpaksa berhenti sekolah saat kelas 1 SMK.
Sehari-hari, SR diam di rumah dan mengurus ketiga adiknya yang masih kecil-kecil.
"Motif sementara, korban dianggap sering membuat kesal pelaku," kata Wakapolres.
Untuk memastikan kondisi kejiwaan SR, polisi bakal meminta bantuan tim ahli kejiwaan dari Polda Jabar. Apalagi, ketika diperiksa,SR terlihat seperti orang bingung dan sering melamun.
Jika nanti pelaku yang masih di bawah umur ternyata mengalami gangguan psikologis, kemungkinan besar pelaku tidak akan ditahan dan dikenai hukuman.
"Mungkin nanti pelaku akan dititipkan di lembaga khusus, untuk memulihkan kondisi kejiwaannya. Apalagi, pelaku masih gadis di bawah umur," tutur Legawa.
SR mengaku sama sekali tidak berniat membunuh bocah tetangganya. Ia hanya merasa kesal terhadap korban yang sering mengajak main adiknya, Icha. Karena sering diajak main, kata dia, Icha jadi sering melawan.
"Saya terbawa emosi, karena (SR) sudah sering membuat saya kesal," cetus gadis berkulit putih dengan nada datar.
Menurut SR, saat ia membekap mulut dan meminumkan cairan parfum ke mulut korban, ia panik karena mendengar suara langkah kaki salah seorang adiknya yang turun dari lantai dua rumahnya. Dalam keadaan panik, ia menggendong korban ke kamar mandi.
"Di dalam kamar mandi, korban masih berontak. Saya masukkan saja ke tong berisi air, kemudian ditutup agar tidak bersuara," kata SR dengan tatapan kosong. (*)
BACA JUGA