Putri Dikeroyok Geng Kakak Kelas
Baru tadi malam, jam 11 malam itu, dia cerita yang sebenarnya. Dia takut sehingga tidak berani cerita
TRIBUNNEWS.COM, JEMBER -Aksi kekerasan kembali terjadi di sekolah. Kali ini geng putri penguasa sekolah melakukan aksi penganiayaan kepada adik kelasnya.
Seorang murid kelas dua di SMAN 3 Jember menjadi korban penganiayaan oleh geng kakak kelasnya. Ironisnya penganiayaan itu terjadi di salah satu ruang kelas di sekolah tersebut.
Muird tersebut, Putri Ragil Januarti (16) yang duduk di bangku kelas XI-IPA (atau kelas 2-IPA) menderita luka-luka di sejumlah bagian tubuh. Penganiayaan yang terjadi pada Sabtu (8/9/2012) lalu itu kini hanya menyisakan luka lebam namun Putri masih trauma paska peristiwa tersebut.
Putri tidak sendiri, seorang temannya Ganis Anggraini juga terluka
karena berusaha membela Putri. Ganis terluka setelah kalah berduel
dengan salah satu anggota geng tersebut.
Kamis (13/9) dini hari Putri dan Ganis dengan didampingi orang tua
mereka baru melaporkan kejadian itu ke polisi. Peristiwa itu baru
terbongkar Rabu (12/9/2012) malam saat Putri hendak berangkat tidur.
Sang ibu, Wiwik Murniati, mendesak anaknya untuk bercerita karena Wiwik menghubungkan dengan luka fisik dan psikologi yang diderita anaknya selama empat hari terakhir.
"Baru tadi malam, jam 11 malam itu, dia cerita yang sebenarnya. Dia takut sehingga tidak berani cerita, karena terus saya desak akhirnya berani cerita," ujar Wiwik mengawali cerita penganiayaan oleh geng di dalam sekolah tersebut.
Putri menuturkan kejadian yang membuat hidungnya mimisan
itu di rumah sang kakek, Syaiful Rizal atau yang biasa dipanggil Gus Syef di Pondok Pesantren Ashri - Talangsari Kecamatan Kaliwates, Kamis (13/9/2012).
Menurut Putri penganiayaan itu terjadi pada Sabtu lalu di dalam ruang kelas X-E (kelas 1-E). Sebelumnya pada pukul 07.00 WIB, Putri didatangi oleh beberapa orang yang dikenal sebagai anggota geng yang anggotanya pelajar putri di sekolah tersebut. Geng itu dimotori seorang murid berinisial Ay, murid kelas XII (kelas 3). Putri didatangi sambil dimarahi oleh Ay, kemudian tangan Ay melayang ke kepala Putri.
"Saya ditempeleng," ujar Putri. Kejadian itu ternyata tidak terhenti sampai disitu. Pukul 10.00 WIB saat waktunya istirahat, Putri dibawa ke ruang kelas X-E. Disitulah, Putri dikerjai habis-habisan oleh kelompok yang beranggotakan lima orang tersebut.
"Saya dipukul pakai tangan kosong, bangku, ditempeleng pakai sepatu dan dipukul pakai sabuk," terang Putri. Putri tidak bisa melawan karena dikeroyok lima orang. Para siswa yang berada di ruang kelas itupun tidak bisa berbuat banyak.
"Mereka takut semua. Baik yang cewek maupun yang cowok. Bahkan untuk merekam kejadian itu juga tidak ada yang berani. Kelompok itu memang dikenal sebagai geng di sekolah dan ditakuti," jelas anak ketiga Wiwik Murniati itu.
Dengan kesakitan, Putri sudah mengiba dan meminta maaf. Dia bahkan
sampai berkata 'Mbak, mama saya saja tidak pernah mencubit saya.
Kenapa saya dibeginikan, saya minta maaf.". Namun permintaan maaf itu tidak digubris oleh Ay dan kawan-kawan. Penganiayaan berhenti setelah hidung Putri mengeluarkan darah atau mimisan. Pipi di bawah mata kanan Putri juga benjol, di dadanya juga terdapat luka, serta luka lebam di paha kirinya.
Ganis, teman Putri, yang melihat kejadian itu berusaha membantunya. Ganis meminta supaya aksi Ay dan kawan-kawan dihentikan karena Putri sudah kesakitan dan minta maaf. "Bukannya berhenti, mereka malah menantang saya," ujar Ganis.
Wiwik yang mendengar cerita itu hanya bisa marah besar. "Saya tidak bisa membiarkan hal ini, karena ini sudah tindak kriminal dan keterlaluan. Akhirnya, kami laporkan kasus ini ke Polres Jember," tegas Wiwik yang juga berprofesi sebagai guru tersebut.