Adil Patu Khatib Idul Adha di Tallo
Ketua Komisi D di DPRD Sulsel Adil Patu menjadi khatib pada perayaan hari raya Idul Adha 1433 H, Jumat
Editor:
Budi Prasetyo

Laporan Reporter Tribun Timur Adin Syekhuddin
TRIBUNNEWS.COM MAKASSAR, -- Ketua Komisi D di DPRD Sulsel Adil Patu menjadi khatib pada perayaan hari raya Idul Adha 1433 H, Jumat (26/10/2012), di Masjid Nurul Hidayah, Kecamatan Tallo. Adil Patu membawakan khutbah dengan tema "Esensi Solidaritas Islam Memaknai Pengorbanan".
Shalat Idul Adha tersebut turut dihadiri Wakil Ketua DPRD Kota Makassar Syamsu Niang dan dua anggota DPRD Kota Makassar Mujiburrahman dan Mustagfir Sabry. Shalat yang dihadiri oleh masyarakat setempat tersebut berlangsung khidmat, lancar dan aman.
Pada kesempatan itu, Adil Patu menguraikan esensi solidaritas Islam dalam memaknai pengorbanan. Menurut Adil, seorang yang beriman akan melakukan apa saja yang mungkin ia lakukan dan memberikan apa saja yang mungkin ia berikan dan mengorbankan apa saja yang mungkin ia korbankan.
"Kesadaran dan keinsyafan untuk berkurban karena Allah inilah yang merupakan makna hakiki dari Idul Adha. Makna ini akan dirasakan kemanfaatannya apabila diwujudkan ke dalam kehidupan realitas kita melalui makna instrumental-nya," ujar calon Walikota Makassar ini.
Menurut dia, secara harfiah, Idul Adha adalah hari raya kurban. Dimaksudkan untuk mengingat pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS dan keluarganya untuk dicontoh, diteladani dan diwujudkannyatakan nilai-nilainya oleh orang-orang yang beriman dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kesederhanaan nilai ajaran kurban ini, jelas dia, tergambar di dalam penyembelihan hewan kurban itu sendiri yakni niatnya karena Allah, kemudian yang sampai kepada Allah bukan darah atau daging kurban, tetapi keimanan dan ketakwaan orang berkurban.
Kemudian daging kurban itu sendiri didistribusikan secara adil dan merata, terutama kepada mereka yang benar-benar membutuhkan sebagai kepedulian kepada lingkungan dan upaya meningkatkan kebersamaan solidaritas sosial. Selanjutnya, pendistribusian secara adil dan merata.
"Hal itu semua dilakukan sebagai pengamalan perintah syukur atas nikmat dan karunia yang diberikan oleh Allah. Sedangkan untuk pahala, pertama untuk orang yang berkurban itu sendiri dan kedua untuk semua pihak yang mendukung dan menciptakan suasana yang kondusif hingga terselenggaranya aktivitas pengorbanan karena Allah," katanya
Baca Juga :
- 86 Gerbong Kereta Api Dipasangi Pendingin Udara 12 menit lalu
- Syahrul Silaturahmi dengan Masyarakat Bantaeng 17 menit lalu
- Pengoplos Miras di Jambi Akhirnya Diringkus 19 menit lalu