Bentrok Antardesa di Lampung Selatan
Kapolda Lampung Pakai Rompi Antipeluru
Kepala Kepolisian Daerah Lampung Brigadir Jenderal Jodie Rooseto mengunjungi warga

TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Kepala Kepolisian Daerah Lampung Brigadir Jenderal Jodie Rooseto mengunjungi warga Desa Agom dan Balinuraga, Lampung Selatan yang terlibat bentrok. Kapolda didampingi Wakapolda Kombes Rusman serta Kabid Humas AKBP Sulistiyaningsih.
Dalam kunjungan, Senin (29/10/2012) Kapolda bersama para pejabat utama polda mengenakan rompi antipeluru. "Rompi ini sebagai antisipasi kalau-kalau ada peluru nyasar. Lumayan berat juga mas," kata Sulistiyaningsih.
Jodie yang segera berpindah tugas menjadi Kapolda Jawa Barat memberikan pengarahan kepada warga di dua desa. "Kami memberikan pengarahan kepada warga untuk tidak terprovokasi dan bisa meredam emosi," ujarnya.
Pascakunjungan Kapolda, bentrok antara warga dari Desa Agom, Kecamatan Kalianda dan beberapa kampung lainnya dengan warga dari Desa Balinuraga, Kecamatan Way Panji, kembali pecah. Bentrokan yang terjadi kemarin merupakan lanjutan dari bentrok Minggu (28/10) yang menelan tiga korban tewas yakni Marhadan bin Samsinur (35) warga Dusun Jembat Besi, Desa Gunung Terang, Jahiya bin Abdullah (30) warga Jati Permai, Kalianda, Lampung Selatan, Alwi Nazar bin Solihin (35) warga Dusun Tajimalela, Lampung Selatan.
Kemarin massa dari Desa Agom kembali menyerang Desa Balinuraga sekitar pukul 13.30 WIB. Massa ini sempat tertahan blokade yang dibuat pasukan keamanan gabungan yang berjaga-jaga di simpang Way Arong.
Satu kompi Brimob Mabes Polri, satu kompi pasukan dari Polda Lampung, satu peleton Brimob Polda Lampung dan satu peleton pasukan marinir membentuk blokade berlapis diakses jalan menuju ke wilayah Desa Balinuraga. Massa akhirnya tertahan di Desa Sidoharjo.
Kapolres Lampung Selatan AKBP Tatar Nugroho sempat mencoba bernegosiasi dengan warga yang akan menyerang Desa Balinuraga. Kapolres meminta massa dari Desa Agom dan kampung di sekitarnya untuk tidak melanjutkan keinginan menyerang.
Tatar Nugroho mengatakan, pihak kepolisian akan mengusut tuntas kasus kematian tiga warga dari Desa Agom dan menangkap pelakunya. "Percayalah, kami akan menangkap pelakunya. Dan kami akan memprosesnya secara hukum yang ada," kata Kapolres di hadapan massa.
Negosiasi yang dilakukan Kapolres tidak berhasil. Massa tetap mencoba menembus blokade pasukan keamanan gabungan yang disiagakan di perbatasan antara Desa Sidoharjo dan Sidoreno yang berupakan desa terdekat dengan Desa Balinuraga.
Ketatnya blokade petugas gabungan membuat massa mencari jalur lain menuju Desa Balinuraga. Massa kemudian mencoba melalui areal persawahan dan kebun jagung di sekitar perbatasan antara Desa Sidoharjo dan Sidoreno dan mencoba masuk melalui dua sisi.
Upaya massa tidak bisa dicegah aparat gabungan yang melakukan penjagaan. Massa pun mampu mencapai Desa Sidoreno dan Desa Balinuraga. Kedatangan massa sempat mendapatkan perlawanan dari warga di Desa Balinuraga.
Karena jumlah warga yang menyerang sangat banyak, massa dari Desa Balinuraga pun kemudian mundur. Massa dari Desa Agom dan beberapa desa lainnya berangsur-angsur meninggalkan Desa Balinuraga dan Sidoreno sekitar pukul 16.00 WIB. Hingga sore kemarin sisa-sisa rumah yang terbakar di Desa Balinuraga dan Sidoreno masih mengepulkan asal tebal.