TKW Lumpuh Asal Magelang Kini Dirawat di RSUP Sardjito
Sri Nuryani (20) terlihat lemas dan terbujur kaku di Ruang Isolasi Instalasi Gawat darurat (IGD) RSUP Dr Sardjito, Kamis (13/12/2012) sore.
Editor:
Budi Prasetyo

* Saya Dirawat di Rumah Sakit di Malaysia 6 Bulan
Laporan Wartawan Tribun Yogya / chatarina binarsih
TRIBUNNEWS .COM YOGYA - Sri Nuryani (20) terlihat lemas dan terbujur kaku di Ruang Isolasi Instalasi Gawat darurat (IGD) RSUP Dr Sardjito, Kamis (13/12/2012) sore. Matanya kuyu, sesekali terpejam. Tubuhnya kurus, tulang di bagian leher menonjol. Tangannya pun kering seperti bersisik.
PEREMPUAN kelahiran Kabupaten Magelang, Jateng, 23 Mei 1992, tersebut merupakan tenaga kerja wanita (TKW) yang bekerja di Malaysia namun dipulangkan kembali ke Indonesia. Ia diperkirakan menderita penyakit Extensive Transvese Myelitis dan TB Arachnoiditis yang menyebabkan lumpuh.
Sebelumnya, warga Jomboran RT 2 RW 17, Keji, Muntilan, Kabupaten Magelang, ini telah dirawat gratis selama enam bulan di rumah sakit Malaysia. Ia akhirnya bisa kembali ke Indonesia berkat bantuan beberapa pihak, termasuk PJTKI PT Herotama Indonusa.
Menurut Wisnu Wisaksono, direktur PT Herotama Indonusa, pihaknya membantu pihak Konsulat Jenderal (KJRI) Johor dalam mengupayakan penerbangan bersambung (connecting flight) dari Kuala Lumpur-Jakarta-Yogya menggunakan maskapai Lion Air, Kamis (13/12/2012). Setelah mendarat di Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Kamis siang, Sri langsung dibawa ke RSUP Dr Sardjito, didampingi Wisnu.
Ditemui di tempatnya dirawat, Sri menuturkan, pada 1 Juli lalu ia mulai merasakan pegal pada bagian bahu kanannya. Pegal terus menjalar hingga ke ke kedua kaki, smapai akhirnya mengalami kelumpuhan.
"Gejalanya pegal saja. Saya dirawat di rumah sakit di Malaysia sekitar enam bulan. Dulu saya kerja di pabrik kilang bagian operator," ucapnya lirih, ditemani sang ayah, Mukhidi (47).
Mukhidi berdiri di sudut ruangan tempat anaknya terbaring. "Sedih melihat ini. Untuk biaya pengobatan seperti ini kan mahal sekali. Penghasilan saya sebagai penjual mainan anak-anak tidak tentu, kadang hanya Rp 10.000 (sehari), kadang juga tidak dapat," keluhnya.
Dia berharap ada pihak yang memberikan bantuan kepadanya. "Kami memang masuk Jamkesda. Tetapi saya rasa biaya perawatan Sri ini mahal. Apakah (biaya) bisa masuk Jamkesda semua, saya tidak tahu," kata Mukhidi.
Melihat kondisi puterinya sekarang, dia berharap agar bisa sembuh total dan badannya bisa gemuk. "Dia cerita kemarin saat awal sakit tak bisa makan. Sekarang dia sudah bisa makan," kata Mukhidi.
Menurut dokter dari RSUP Dr Sardjito, Nur Aliaziz, pemeriksan pada Sri masih pada tahap observasi. Adapun keluhan Sri menyangkut empat anggota badan yang susah digerakan. "Kami masih melakukan observasi atas keluhan ini. Hasilnya belum tahu, karena masih dalam penanggan," katanya.
Baca Juga :
- Effendi Simbolon Heran Kenapa Jokowi Disukai Banyak Orang 1 jam lalu
- Jembatan Gantung Ambruk 1 jam lalu
- Iring-iringan Mobil Gubernur Tabrakan di Camba 1 jam lalu