Inspirasi Mario Teguh
Mario Teguh: Saya Melawan Mike Tyson
Pilihan bergantung pada, bagaimana Anda menyikapinya.
Editor:
Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,MAKASSAR--Lebih baik gagal besar daripada sukses kecil. Apakah Anda memilih sikap itu ataukah lebih baik sukses kecil daripada gagal besar. Dalam bekerja, berorganisasi, seringkali dihadapkan pada dua pilihan itu. Pilihan bergantung pada, bagaimana Anda menyikapinya.
Motivator Mario Teguh menyarankan memilih sikap, lebih baik gagal besar daripada sukses kecil. Dari gagal besar itu, ada banyak nilai diperoleh sekaligus membesarkan nama.
"Kalau saya Mario Teguh menantang Mike Tyson tinju. Jangan ketawa dulu ... Kalau saya melawan Mike Tyson tinju, berapa lama bisa melawan Mike Tyson," tanya Mario kepada peserta Seminar Motivasi Bersama Wujudkan Impian digelar Bosowa Corporation di Hotel Aryaduta, Makassar, Jumat (22/2). Pertanyaan Mario disambut tawa hadirin.
Dinilainya tak mungkin melawan, apalagi mengalahkan legendaris tinju dunia itu. Mario yakin, seandainya dirinya beradu di ring tinju, pesimistis bisa bertahan satu ronde. Paling dia KO pada awal ronde atau bahkan melarikan diri dari ring tinju. Tyson menurut Mario, hanya bisa meneriakinya "Bro, bro".
Ini bukanlah sebuah mimpi, namun lelucon memiliki nilai. Mario bukanlah petinju dan memang tak pernah bermimpi satu ring dengan pemilik nama Malik Abdul Aziz itu.
Seandainya Tuhan menakdirkan Mario menjadi petinju, mulai saat ini dan langsung menjadi penantang Tyson, jangan menganggapnya sepele dan Mario sudah pasti lebih dari sang legendaris.
Menurut Mario, tak boleh menyepelekan kekuatan orang lain, kendati itu sudah hampir dipastikan kalah. Jika sudah menertawainya, berarti sudah menganggapnya enteng.
"Kenapa Anda tidak syukuri melawan orang yang pasti mengalahkan Anda. Sebagian dari kita baru berani bertarung kalau pasti menang. Itu penakut. Pemberani itu ada kemungkinan kalah, tapi tetap dihadapi," kata Mario disambut aplaus.
Kendati hampir dipastikan kalah, melawan Tyson membawa sebuah keberhasilan. Setidaknya, Mario langsung populer. “Seorang motivator menantang seorang legendaris, kendati itu hal yang mungkin dianggap konyol,” ujar Mario.
Itulah satu cara meraih sebuah keberhasilan melalui popularitas. Orang akan mengenang pertarungan ini, motivator versus legendaris tinju.
Dikalah Tyson, kata Mario, jauh lebih baik ketimbang menjadi tukang sapu kecil di desa. Kekalahan, kegagalan, namun membawa nama besar. Janganlah takut untuk gagal besar.
"Gagal besar lebih mulia. Itu menunjukkan keberanian yang besar. Kalau saya diundang Larry King, itu loh ke CNN, di-interview, Mr Teguh, let me show, what make you so stupid (Pak Mario, sampaikan kepada saya, apa yang membuat Anda begitu konyol)," jelas Mario.
Seketika, Mario mendunia. Setelah dikalahkan Tyson, ia diundang CNN. Memang kedengaran konyol, gagal besar, namun mulia.
CNN merupakan saluran besita kabel Amerika Serikat. Siarannya mendunia. Larry atau Lawrence Harvey King merupakan host ternama di Amerika.
Miliaran manusia di dunia, ratusan juta penduduk Indonesia, namun hanya dua atau tiga pernah tampil di CNN. Tak semua orang bisa diwawancarai Larry King. Modal meraih kesempatan itu, hanyalah gagal besar.
Jutaan orang, hanya sebagian memiliki keberanian. Mario mengungkapkan, dirinya sebenarnya adalah pribadi pemalu. Bermodal keberania, ia mampu memotivasi jutaan orang.
Inilah personality by design, pribadi yang dirancang.(edi sumardi)