Senin, 27 Oktober 2025

Limbah Tambang Diduga Cemari Sungai Sangatta

Sungai Sangatta, yang merupakan bagian Daerah Aliran Sungai (DAS) Karangan, merupakan urat nadi pemenuhan kebutuhan air bersih bagi

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Limbah Tambang Diduga Cemari Sungai Sangatta
Tribun Kaltim/Kholish Chered
Petugas sedang mengambil sampel air Sungai Bendili di Sangatta, Kalimantan Timur.

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Kholish Chered

TRIBUNNEWS.COM, SANGATTA - Sungai Sangatta, yang merupakan bagian Daerah Aliran Sungai (DAS) Karangan, merupakan urat nadi pemenuhan kebutuhan air bersih bagi lebih dari seratus ribu warga Sangatta. Akan banyak dampak yang muncul bila sungai yang sangat vital ini tercemari oleh polutan yang mengganggu kelestariannya.

Hal inilah yang ingin ditelusuri oleh beberapa jurnalis di Sangatta. Belakangan banyak sorotan dari berbagai kalangan yang menduga kuat penyebab keruh dan pekatnya Sungai Sangatta berasal dari aliran Sungai Bendili. Sungai ini berhulu di kawasan tambang PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan bermuara di Sungai Sangatta. Posisinya sekitar 12 kilometer dari intake PDAM di Kabo Jaya.

Minggu (17/3/2013) siang, para jurnalis mulai menelusuri sungai ke arah hulu. Bertolak dari Kabo Jaya dan menggunakan ketinting bermesin satu, perjalanan ditempuh sekitar satu jam 30 menit. Termasuk melewati dua jeram yang cukup deras.

Setibanya di lokasi, terlihat jelas perbedaan secara fisik antara aliran sungai dari arah hulu dengan arah Bendili. Dari arah hulu, sungai berwarna kecoklatan. Sedangkan dari arah Bendili berwarna putih, relatif keruh, dan pekat. Untuk memastikan kondisi air, jurnalis bergerak lebih dalam, baik ke Bendili maupun hulu sungai, untuk mengambil sampel air guna diperiksa lebih lanjut.

Untuk mencari data pembanding, para jurnalis kemudian meminta penjelasan dari Kabag Produksi dan Perawatan Teknik PDAM Kutim, Suparjan. Ia mengatakan pihaknya relatif sering menghentikan sementara produksi karena kondisi air baku yang keruh dan pekat. Kondisi keruh umumnya terjadi saat curah hujan tinggi, namun sering juga di saat kondisi normal.

Pihaknya pun menyimpulkan bahwa sumber kekeruhan Sungai Sangatta yang notabene sumber air baku utama PDAM berasal dari Sungai Bendili. Hal ini dipastikan secara langsung melalui pemantauan, serta pemeriksaan sampel air sungai Bendili dari jalur sungai maupun darat di jembatan prima, Rantau Pulung.

Terkait dampak bercampurnya dari limbah tambang pada produksi PDAM, Suparjan mengatakan dalam pengolahan air ada parameter air baku, termasuk tingkat kekeruhan.

"Semakin keruh, kadar pengotornya lebih banyak, proses mengolahnya sulit, dan penggunaan bahan kimia jadi lebih banyak," katanya.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved