Erupsi Merapi
Delapan Turis Asing Gagal Capai Puncak Merapi
Delapan turis asing yang belum diketahui asal negaranya dan tiga guide asal Selo, Boyolali gagal mencapai puncak Merapi,
Laporan Reporter Tribun Jogja, Setya Krisna Sumargo
TRIBUNNEWS.COM, JOGJA - Delapan turis asing yang belum diketahui asal negaranya dan tiga guide asal Selo, Boyolali gagal mencapai puncak Merapi, Senin (22/7) subuh. Mereka terpaksa turun menyusul letupan keras di kawah yag menimbulkan hujan abu di sejumlah wilayah pagi tadi.
Kelompok turis itu memulai pendakian dari New Selo sekitar pukul 03.00 di tengah guyuran hujan deras. Mereka baru tiba di patok 2, atau titik antara Selokopo Bawah dan Selokopo Atas ketika dentuman terdengar dari arah puncak.
Mereka kemudian memutuskan turun dan mencariinformasi ke PGM Selo.
Informasi disampaikan Pak Lik Surat, warga Selo dalam komunikasi via telepon dengan Tribun pagi ini.
"Hujan turun sejak sore hingga pagi, dan puncak tetap tidak kelihatan sampai siang ini,' kata Surat.
Puncak Merapi tidak terlihat dari Selo dan sekitarnya karena tertutup kabul tebal. Laporan pantauan dari wilayah lain di lereng barat maupun timur Merapi belum diperoleh.
Informasi yg diterima Tribun dari Aktivis RAPI, Listyo Budi, hujan abu membuat warga di Kalitengah Lor, Cangkringan, Sleman berhamburan mengungsi tadi pagi sekitar pukul 05.00.
Warga mengaku mendengar dentuman cukup keras dari arah puncak gunung Merapi sebelum hujan abu kemudian mengguyur lereng selatan gunung tipe strato paling aktif di indonesia ini.
"Sinyal (seismograf) sempat meliuk-liuk tadi pagi, katanya juga ada (gempa) tremor," kata Listyo yang berkomunikasi via pesan pendek.
Belum diperoleh penjelasan resmi dari BPPTK Yogyakarta maupun PVMBG terkait peristiwa pagi ini. Namun beberapa kali Merapi menghembuskan gas dan menimbulkan hujan abu di lereng barat maupun selatan.
Hembusan ini akibat tekanan kuat dari dalam perut gunung, dan termasuk fenomena baru aktivitas Merapi yang terkenal dengan "wedhus gembelnya" itu.(Tribunjogja.com)