Jumat, 12 September 2025

Keluarga Korban Pembantaian Westerling Berharap Kompensasi

Sejumlah keluarga korban pembantaian Raymond Pierre Paul Westerling, khususnya di Kecamatan Bacukik berharap kompensasi

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Keluarga Korban Pembantaian Westerling Berharap Kompensasi
Tribun Timur/Muhammad Abdiwan/Tribun Timur/Muhammad Abdiwan
Peserta upacara melintas di Monumen Korban 40.000 Jiwa, Makassar, Sulsel, Minggu (11/12/2011). Upacara peringatan korban 40.000 jiwa atas kekejaman Westerling di sebagian besar wilayah pesisir barat Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat meliputi Kotapraja Makassar, Afdeling Makassar, Bonthain (Bantaeng), Parepare dan Mandar, diperingati setiap tanggal 11 Desember. (Tribun Timur/Muhammad Abdiwan)

TRIBUNNEWS.COM, PAREPARE - Sejumlah keluarga korban pembantaian Raymond Pierre Paul Westerling, khususnya di Kecamatan Bacukiki, Parepare, berharap adanya kompensasi yang diberikan secara kolektif kepada mereka, dari pemerintah Belanda.

Hal tersebut diungkapkan Muhammad Najib, Kepala Bidang Organisasi, Legiun Veteran RI Cabang Parepare, saat ditemui di kantornya, usai mengikuti peringatan Hari Korban 40.000 Jiwa ke 57, Rabu (11/12/2013).

"Secara umum, keluarga korban pembantaian Westerling, berharap adanya bantuan secara kolektif, khususnya di Bacukiki, apakah dalam bentuk pembangunan sekolah, atau prasarana umum lainnya," kata Muhammad Najib.

Ia berharap, tak hanya Puang Huddayah, yang mendapat kompensasi. "Jangan karena alasan istri-istri para korban lainnya sudah meninggal, sehingga mereka tidak mendapatkan santunan. Sebaiknya tetap diberikan, meskipun dalam bentuk kolektif," tambah Muhammad Najib.

Sekedar diketahui, selain ke 23 tokoh pejuang yang dieksekusi tepat di Monumen 40.000 Jiwa, terdapat 25 warga lainnya yang juga dibantai di Wattang Bacukiki, Kecamatan Bacukiki, Parepare.

Ke-25 warga tersebut memiliki latar pekerjaan yang berbeda. Namun pada umumnya mereka adalah petani. Namun dari ke-25 nama yang ada, hanya satu yang mendapatkan kompensasi, senilai 20 ribu Euro, atau Rp 252 juta, yaitu Puang Huddayah.

Puang Hudayyah saat ini menetap di Kelurahan Sumpang minanggae, Kecamatan Bacukiki. Puang Hudayyah merupakan istri dari Muhammad Damis, salah seorang guru mengaji di Parepare yang tewas dibantai tahun 1946.

Untuk mengenangnya, Pemerintah Kota Parepare, mengabadikan nama Muhammad Damis menjadi nama salah satu jalan di Kelurahan Sumpang Minanggae, Kecamatan Bacukiki, Parepare.(ali)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan