'Warung Kopi Pangku' Kian Marak di Gresik
Kabupaten Gresik, diduga menjadi daerah operasional favorit PSK yang berkedok menjadi penjaga warung kopi atau "warung pangku".
Laporan Wartawan Surya Sugiyono
TRIBUNNEWS.COM, GRESIK - Kabupaten Gresik, diduga menjadi daerah operasional favorit pekerja seks komersial (PSK) yang berkedok menjadi penjaga warung kopi atau "warung pangku".
Salah satu indikasinya adalah, 18 cewek berusia 19 sampai 23 tahun diamankan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Gresik saat razia pada Kamis (12/12/2013).
Penertiban itu, terus dilakukan karena maraknya warung kopi yang mempekerjakan pramusaji usia muda.
"Penertiban ini terus dilakukan karena makin menjamurnya warung kopi yang memberi pelayan pramusaji cewek-cewek cantik," kata Kepala Seksi Operasional Satpol PP, Roni S Soebiantoro.
Polisi, juga mengamankan tiga pasangan mesum asal Kecamatan Duduksampean, Gresik, saat penertiban di Betiring, Desa Banjarsari, Kecamatan Cerme. Selain itu warung kopi di Desa Setro, Desa Gadukan, dan Desa Samir. Ketiganya dari Kecamatan Duduksampean.
"Selain menyediakan pramusaji, warung-warung itu juga menyediakan minuman keras. Ada satu jeriken isi 20 liter toak dan puluhan botol bir bekas pakai," jelasnya.
Setelah ditertibkan, para pramusaji ini diberi pengarahan tentang bahaya HIV/AIDS dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Gresik, pemeriksaan kesehatan dari Dinas Kesehatan, dan penyuluhan dari Dinas Sosial.
"Kita akan bekali dengan pengetahuan bahaya penyakit HIV/AIDS dan cara penularannya, agar pramusaji ini berhati-hati saat bekerja," kata Maslihan, dari KPA Gresik.
Dinas Sosial akan menyerahkan ke panti rehabilitasi di Sidoarjo, jika ada pramusaji yang benar-benar menjadi PSK. "Kami akan koordinasi dengan Dinas Kesehatan, terhadap pramusaji yang diindikasikan menjadi PSK untuk dibina di panti rehabilitasi di Sidoarjo," kata Kasubag Dinsos Hari Subagio.
Nanda Yulia Citra (19), warga Desa Bandarejo, Sumberejo, Bojkonegoro, mengatakan, nekat bekerja menjadi pramusaji di warung kopi karena tidak ada pekerjaan di Desa.
"Saya diajak istri teman saya untuk menjaga warung. Per hari dibayar Rp 50 ribu," kata Nanda, saat di kantor Satpol PP.