Komikus Daniel Indro
Bayaran Ilustrasi Komik Daniel Indro di Hitung per Halaman
Ia bisa menyelesaikan satu buku komik rata-rata dalam satu bulan
Editor:
Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Mendapat kontrak kerja dari perusahaan komik tak membuat Daniel Indro berlenggang kangkung. Ia justru harus bekerja keras mempertahankan profesionalitas.
Ekstra kerja sudah mulai dilakukan Daniel sejak prakontrak. Ia harus melakukan eksplorasi sendiri untuk mendapatkan deskripsi obyek yang akan dibuatnya dalam komik.
Bapak satu anak ini mengumpulkan data, gambar bahkan film. Ia mendalami sosok tokoh yang akan dibuatnya berikut setting lokasinya.
Ia harus membangun persepsi mengingat komik yang dibuatnya mayoritas berkisah dengan setting lokasi di Eropa atau Amerika, bahkan di planet Merah sedangkan dia tinggal di Sidoarjo.
"Gambar pistol, pakaian, mobil, bangunan, saya kumpulkan sebagai referensi, yang sulit kan mencari gambaran setting kawasan kumuh atau kawasan tertentu, saya harus cari sendiri. pembuat komiknya kan gak mau tahu, mereka tinggal kirim script dan terima gambar dari saya," terangnya.
Setelah mendapat kontrak, Daniel langsung mendapat order menggambar komik Flash Gordon. Dengan menerima naskah cerita komik.
Sistem kerja yang dihadapi Daniel begitu praktis. Dari naskah yang diterima by email, ia lalu membuat sketsa setengah jadi untuk dikonfirmasikan.
Daniel harus memvisualisasikan naskah cerita dalam gambar komik dengan gambaran situasi menurut interpretasinya sendiri.
Setelah sketsa awal disetujui, ia menyelesaikan gambar komik berupa goresan pensil di media berupa lembar kertas Gambar ukuran A3.
Gambar dikertas itu lalu di Scan dan dikirmkan berupa file kepada perusahaan penerbit di Amerika.
Ia bisa menyelesaikan satu buku komik rata-rata dalam satu bulan. Untuk per lembar halaman komik, Daniel mendapat imbalan 130 dolar AS.
Komik yang dikerjakan setiap bulannya beragam, bisa Flash Gordon, bisa Sherlock Holmes atau Green Hornet.