Prostitusi di Batam
'Mau PSK Tetap atau Freelancer, Tarifnya Beda'
Besaran tarif antara penyedia layanan seks yang bekerja dibawah bendera mami-papi (tetap) dan freelancer tidak jauh berbeda
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan Tribunnews Batam, Alvin Lamaberaf
TRIBUNNEWS.COM, BATAM -- Bicara soal bisnis pasti tidak lepas dari tarif. Apalagi “bisnis perempuan”. Harga layanan sangat tergantung dari prima tidaknya pemberi layanan.
Besaran tarif antara penyedia layanan seks yang bekerja dibawah bendera mami-papi (tetap) dan freelancer tidak jauh berbeda.
Satu hal yang membedakan, biasanya para pekerja seks komersil (PSK) yang memiliki mucikari harus melalui prosedur booking fee terlebih dahulu.
"Kalau abang mau pake, abang bayar booking fee dulu baru kami bisa keluar,”kata PSK berinisial I dan A yang bekerja di salah satu massage plus di Batam yang ditemui Tribun awal Februari lalu.
I dan A yang berusia 23 tahun adalah PSK yang sudah beberapa tahun dipekerjakan oleh mami pemilik salon.
Selain membayar ke mami, lanjut I, pengguna jasa juga biasanya memberikan sejumlah uang langsung kepada PSK.
"Saya nanti dapat juga dari bos. Kalau abang mau kasi lagi terserah abang nanti mau kasih saya berapa. Kan tergantung servis juga. Ada duit abang puas," tambah A, teman kerja I.
I menambahkan, tarif untuk dirinya tergolong lumayan. Mami menetapkan, untuk booking semalam tarif mereka berkisar antara Rp 500-Rp 1,8 juta. Angka itu diluar harga kamar hotel dan tips yang jadi tanggungan si pengguna jasa.
Lain tarif PSK tetap dan freelancer. Karena tidak ada keterikatan dengan mucikari, para freelancer menetapkan tarif mereka lebih fleksibel.
Seorang freelancer di Kampung Bule, Nagoya, Batam berinisial W menceritakan, ada beberapa jenis layanan yang mereka bisa berikan.
Layanan paling dasar adalah menemani tamu-tamu minum. Untuk jasa ini biasanya mereka meminta bayaran Rp 500 ribu.
"Hanya temani minum biasanya kita charge Rp 500 ribu,”kata W.
Sementara jika setelah menemani minum si tamu ingin berlanjut ke layanan lainnya tarif antara Rp 800 ribu sampai Rp 1 juta.
“Kalau tamunya mau ‘pakai’ harganya Rp 800 ribu atau Rp 1 juta. Tergantung kesepakatan," ujar A, menimpali W.
Tarif jasa seksual memang sangat negotiable. Para freelancer ini juga memiliki tarif lain untuk short time dan long time.
“Short time berkisar Rp 450-600 ribu. Tarif long time dari Rp 500-1.5 juta. Tarif itu di luar tip yang diberikan tamu,” kata E. Q dan F, dua freelancer lainnya yang ditemui Tribun di Kampung Bule.
Para freelancer ini juga harus pintar-pintar menjaga relasi dengan banyak orang. Tidak hanya tamu yang pernah memakainya tapi juga pihak-pihak lain yang mendukung praktek “bisnis perempuan” mereka.
Misalnya, para satpam dan pekerja hotel yang kerap mereka gunakan.
“Kalau kita punya kenalan satpam atau pegawai hotel, ada tamu butuh, mereka akan telepon kita. Nanti kita ingatlah kasih mereka uang rokok Rp100 atau 200 ribu," kata W yang diamini teman-temannya.