Jumat, 12 September 2025

Deddy Mizwar Sindir Ridwan Kamil

"Nanti kasihan orang Bakorwil disebut temannya setan," kata Deddy Mizwar lalu tertawa.

Editor: Hasanudin Aco
/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar bersama Dada Rosada. 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menyindir Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang menyatakan Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) Provinsi tidak jalan atau tidak efektif.

"Terima kasih Kang Emil sudah berpikir tentang provinsi. Mungkin di kota sudah enggak banyak yang dikerjakan, jadi berpikir soal provinsi. Enggak apa-apa, bagus kan masukannya. Di kota dianggap selesai, mikirin provinsi. Kita terima dengan baik. Makasih Kang Emil meluangkan waktu berpikir tentang pengembangan provinsi," ucap Deddy Mizwar kepada wartawan di Bandung, Selasa (28/7/2015).

Pria yang akrab disapa Demiz ini menyatakan tidak masalah jika Bakorwil disebut tidak efektif. Yang penting, Bakorwil tidak disebut mubazir karena mubazir itu sikapnya setan. Itu artinya, jika disebut mubazir, Bakorwil menjadi temannya setan.

"Nanti kasihan orang Bakorwil disebut temannya setan," katanya sambil tertawa.

Deddy menjelaskan, Bakorwil akan difungsikan secara optimal. Pemprov Jabar sudah merencanakan hal tersebut. Bahkan, ada beberapa hal yang didelegasikan ke Bakorwil karena bagaimanapun koordinasi kewilayahan memerlukan Bakorwil, seperti Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan), yang membutuhkan Bakorwil untuk mengoordinasikan pembangunan.

"Provinsi kan memberikan bantuan dalam pembangunan, lalu siapa yang mengawasi dari Bandung? Jadi, fungsi Bakorwil bagaimana mereka mengawasi, menyupervisi, supaya aman. Bakorwil diefektifkan ke sana," ucapnya.

Sebelumnya, Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, mengomentari soal Bakorwil pada Senin (27/7/2015). "Bakorwil enggak jalan. Saya tidak pernah diajak rapat," ujarnya.

Ucapan Emil menjawab beberapa pertanyaan tentang masalah yang kerap terjadi di antardaerah, seperti urbanisasi. Ia mengatakan, urbanisasi tidak bisa hilang selama masih terjadi disparitas pembangunan antardaerah. Jadi, urbanisasi baru bisa diselesaikan jika pembangunan di tiap daerah merata.

Penulis: Kontributor Bandung, Reni Susanti

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan