Kontroversi Gafatar
Kepada Ganjar Pranowo Pengurus Gafatar Sebut Ahmad Musadeq Kiai
Ganjar Pranowo tidak menampik apabila apa yang diunggah atau dipublikasikan melalui jejaring media sosial seperti Twitter @Gafatar
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tidak menampik apabila apa yang diunggah atau dipublikasikan melalui jejaring media sosial seperti Twitter @Gafatar dan website www.gafatar.or.id pada Jumat (8/1) itu nyata.
Dia memang pernah menerima kunjungan untuk audiensi yang dihadiri sekitar delapan pengurus DPD Gafatar Jawa Tengah di Kantor Gubernur Jalan Pahlawan Kota Semarang di hari itu sekitar pukul 13.00.
“Bahkan, saya secara pribadi juga pernah diundang sebelumnya di Jakarta yang tidak salah ketika itu saat launching ormas tersebut. Posisi saya ketika masih menjadi anggota dewan di DPR RI," kata Ganjar saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (12/1) petang.
"Acaranya dikemas dalam bentuk diskusi kebangsaan. Bahkan ketika itu saya sempat tanya ke mereka, jangan-jangan ini (Gafatar) mau menjadi partai. Pertanyaan serupa pun saya lontarkan saat audiensi dengan mereka," lanjutnya.
Menurutnya, akibat dari publikasi yang diunggah oleh pengurus Gafatar Jawa Tengah tersebut, tak sedikit masyarakat terutama yang telah berkawan di jejaring sosial (Twitter) berkomentar.
Menyayangkan sekaligus mempertanyakan mengapa Gubernur Jawa Tengah mau menerima pengurus Gafatar yang dianggap sebagai ormas tidak jelas dan patut diwaspadai peredarannya di Indonesia.
"Saya jawab keluhan masyarakat tersebut. Saya terima siapa saja yang ingin beraudiensi atau bertemu. Bahkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) hingga Ahmadiyah pun pernah beraudensi dengan saya," aku Ganjar.
"Lha kan saya juga perlu bahkan harus tahu juga mereka itu bagaimana. Jika rakyat, mau audiensi, ya diterima. Prinsip, jika permohonan atau permintaan bertemu sedang tidak berbenturan dengan kegiatan pemerintahan lainnya. Intinya kapanpun ketika ada jadwal longgar saya siap bertemu siapapun," ungkapnya.
Dari hasil pertemuan itu, lanjutnya, dia tidak sekadar diam. Bahkan sebelum bertemu pun dia mencoba membrowsing berkait informasi dasar ormas tersebut.
Kemudian ditanyakannya di saat bertatap muka secara langsung dengan mereka. Termasuk satu di antara pertanyaannya adalah terkait hubungan mereka dengan Ahmad Musadeq.
"Ketika itu mereka menjawab apabila Ahmad Musadeq –dengan agak kurang berkenan-- adalah sesepuh, kiai, atau semacam penasehat di organisasi tersebut," ungkap Ganjar.
"Lalu saya pun sampaikan, jika ajarannya seperti itu, pasti ada yang keliru dan saya meminta kepada mereka khususnya di Jawa Tengah untuk seriusi saja di bagian sosial kemasyarakatan termasuk di dalamnya kegiatan gotong-royong bersih-bersih, donor darah, maupun lainnya," Ganjar menegaskan.(dse/put/lyz/had)