Aswar Hasan: Jangan Sampai Begal Dipelihara Oknum Kepolisian
Aswar menegaskan agar pihak kepolisian harus serius dalam memberantas para pelaku begal yang selama ini sudah meresahkan warga kota Makassar.
Editor:
Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribun Timur, Darul Amri
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Aksi para pelaku pencurian yang disertai dengan kekerasan jalanan atau sering disebut begal dalam beberapa waktu terakhir ini marak terjadi di Makassar.
Akademisi Universitas Hasanuddin (Unhas), Aswar Hasan menganggap, kepolisian semestinya serius dalam menangani aksi para pelaku begal yang kerap kali membuat resah masyarakt, apalagi pengguna jalan.
"Jadi sudah semestinya tidak ada lagi zero toleran atau tidak ada lagi toleransi bagi para pelaku begal. Dan saya pikir Kapolda Sulselbar telah mengeluarkan instruksi untuk tembak ditempat bagi para pelaku begal tapi masih ada saja bahkan terang-terangan aksinya," kata Aswar kepada tribun timur.com via telepon, Minggu (28/2/2016).
Diketahui sebelumnya, aksi para pelaku begal menewaskan Siti Musyarrafah terjadi pada Minggu (21/2/2016), malam sekitar pukul 21.30 Wita. Dimana saat itu korban melintasi Jl Hertasning Baru, perbatasan antara kota Makassar dan kabupaten Gowa.
Tidak hanya itu, salah satu istri polisi menjadi korban dari para pelaku begal. Adalah Mulianti Subur (28) warga Perumahan Andi Muri Daeng Blok A no 10, Kelurahan Jagong, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep menjadi korban begal di Jl Pengayoman kota Makassar, Sabtu (27/2/2016), kemarin sore pukul 18.00 Wita.
Mulianti yang merupakan istri dari Bripka Firman Nasir yang bertugas di Sat Sabhara Polres Pangkep ini, menjadi korban pembegalan saat berada di kota Makassar.
Olehnya itu, Aswar menegaskan agar pihak kepolisian harus serius dalam memberantas para pelaku begal yang selama ini sudah meresahkan warga kota Makassar.
"Dan jika polisi tidak serius maka kecuriagaan dari masyarakat itu bisa muncul bahwa para pelaku begal ini sengaja dipelihara oleh oknum kepolisian," jelasnya. (*)