Ada Rumput Hias Unik di IndoBuildTech Surabaya
"ArtGrass hanya bisa dirangkai dibidang datar, dan bukan tanah. Misalnya papan, atau corr semen.
Editor:
Wahid Nurdin
Laporan wartawan Surya, Monica Felicitas
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Hari pertama IndoBuildTech Surabaya 2016, bertema All About the Latest Building Material and Technology Expo, untuk ke 11 kalinya digelar Rabu (6/4/2016) hingga Minggu (10/4/2016) di Grand City Convex, Surabaya.
Pameran bahan bangunan berteknologi modern ini iikuti oleh 45 perusahaan Indonesia, dan 1 perusahaan dari Malaysia.
Dinda Milania (25) seorang mahasiswa arsitektur, tampak mengamati salah satu booth pameran yang sangat menarik perhatiannya.
Berukuran 8x3 meter, dipenuhi dengan rangkaian rumput sintetis yang cantik, booth ini menyerupai studio foto, sehingga banyak pengunjung yang mengabadikan dirinya dengan bergaya di dalamnya.
Melihat hal tersebut, Steven Lee Njatawidjaja, pemilik sekaligus dan direktur marketing 'ArtGrass', justru malah mempersilahkan pengunjung yang ingin berfoto.
Ia menceritakan keberadaan 'ArtGrass' muncul dari pengalaman pribadinya yang baru saja pindah rumah, tapi jengkel karena taman dirumahnya tidak terurus.
'ArtGrass' merupakan perusahaan rumput sintetis yang dibuat dengan teknologi baru. Sangat mirip dengan rumput asli, dari segi keindahan dan kenyamanan karena teksturnya yang lembut dan natural.
Berbeda dengan rumput sintetis lapangan futsal, 'ArtGrass' berbahan 100 persen biji plastik, dengan kualitas yang tinggi dengan sertifikat jaringan internasional, yang tanpa kita harus siram, dan potong rumputnya, kita dapat menghemat waktu dan khususnya pengeluaran untuk mempercantik taman rumah maupun perusahaan.
"ArtGrass hanya bisa dirangkai dibidang datar, dan bukan tanah. Misalnya papan, atau corr semen.
Kalau dipaksakan akan menggelombang dan tidak bisa tahan lama. Rumputnya seperti karpet glondongan.
Sebelum pemasangan, kita mengadakan survei ke rumah pembeli dahulu. Kita akan lihat tempat yang akan dipasang 'ArtGrass', melihat tingkat kemiringannya, karena 'ArtGrass' bukan didesain menyerap air seperti rumput pada tanah.
Tapi dibelakangnya terdapat pori-pori yang nantinya mengalirkan air apabila terkena hujan, terkumpul menjadi satu, airnya masuk ke saluran pembuangan air, kalau perlu kita juga akan bantu membuat saluran air," terang Steven.
Dengan saksama Dinda juga memperhatikan penjelasan Steven kepada Surya. Karena ia berencana mendesain rumah pamannya di Bali, dengan tema back to nature.
"Tapi kayak rumput beneran ya, dari segi warna bentuk sangat persis rumput," ujar Dinda.
ArtGrass yang merupakan rumput sintetis yang mempercantik Surabaya Nort Quay, yang merupakan icon baru di Tanjung Perak Surabaya ini Berkantornya di Jl Kupang Jaya 1/17 Surabaya, ArtGrass merupakan barang keluaran Jerman, yang diolah di China.
Jenis rumput yang disediakan ArtGrass, antaralain art mini green, art basic green, art full green, art natural green, art semi green, dan art play green.
Rumput tersebut dapat bertahan 8 tahun untuk outdoor dan 15 tahun untuk indoor.
"Alangkah baiknya dipasang ditahap terakhir pada tahap pembangunan, agar tidak terkena material lain seperti cat. Tapi kami siap memberikan garansi 30 hari, baik membantu membersihkan dan memasang kembali apabila ada yang lepas, tapi itu sangat jarang terjadi," sahut Steven .
Beromset ratusan juta rupiah. Steven menceritakan penjualan ArtGrassnya telah menembus pasar nasional, seperti Sumatra utara, Lampung, Jakarta, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara.
Kini ArtGrass miliknya menjadi trend baru, dipasang pada dinding hotel, sehingga terkesan tidur di alam terbuka.
Pembersihnya pun hanya memakai vakum cleaner atau sapu lidi. Harga yang ditawarkan antara Rp 225.000,00 hingga Rp 360.000,00 permeternya.
Ongkos pasangnya Rp 30.000 permeter. ArtGrass juga menyediakan jasa penyewaan untuk harian, ukuran 1x1 meter, seharga Rp 60.000,00.
"Lebih mahal diawal, tapi sangat jauh efisen dan murah, tidak ada biaya tukang kebun, perawatan taman, dan sebagainya. Cukup sekali diawal saja," akhirnya.(*)