Tarian Leko, Tari Dari Tabanan yang Mulai 'Punah'
Hari Tari Se Dunia diperingati hari ini, Jumat (29/4/2016).
Penulis:
I Made Ardhiangga
Editor:
Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR- Hari Tari Se Dunia diperingati hari ini, Jumat (29/4/2016). Dalam peringatan itu Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Bali menggelar sejumlah pentas tari dengan tema 'Dunia Menari, Tari Bali Mendunia'.
Ternyata, meski diperingati se dunia, ada sejumlah hal ironis yang ada di Bali.
Itu dengan adanya tarian Bali yang kini mulai punah atau ditinggalkan. Contohnya saja, ialah Tari Leko. Tari asal daerah Kabupaten Tabanan.
Dekan Fakultas Seni Pertunjukan, I Wayan Suharta, menyatakan, Tari di suatu desa di daerah Tabanan yakni Tari Leko mulai punah.
Faktornya, karena ditinggalkan oleh penerusnya. Singkatnya, generasi muda sudah tak lagi melestarikannya.
"Dalam tari itu mempunyai megelungan (mahkota), tapi tidak ada penerusnya," ucapnya, Jumat (29/4/2016).
Menurut dia, dengan adanya peringatan ini, adalah upaya untuk kembali menghidupkan atau merekonstruksi kembali tari-tari tersebut.
Dan sebelumnya, pihak ISI pun memberikan bantuan. Yakni, dengan menghadirkan sejumlah penabuh dan penarinya datang ke daerah di Tabanan itu untuk membina kembali.
"Di Bali, pada dasarnya banyak Tari dari desa-desanya. Dan selama tari itu mendukung ritual agama, maka selama itu tari bisa lestari. Tapi jika tidak, maka sebaliknya yang terjadi," sebutnya.
Dan ada juga, tari yang kemudian sebenarnya cukup indah dari Bali. Seperti di Karangasem.
Tapi, tarian itu tidak boleh dipentaskan atau dibawakan oleh orang di luar daerah itu. Akhirnya, yang terjadi, tidak ada penerusnya juga.
"Harapan kami dari Hari Tari se dunia ini, nantinya Tari tradisi (Bali) bisa berkembang. Tari yang bisa lebih innovatif menyesuaikan perkembangan jaman."
"Mengembangkan sesuai dengan perkembangan ke kinian. Dan tetap di tempatkan di asal muasalnya," pungkasnya. (ang).